25.661 Siswa di Balikpapan Terima Manfaat Program Makan Bergizi Gratis
Balikpapan

25.661 Siswa di Balikpapan Terima Manfaat Program Makan Bergizi Gratis

  • Pemkot Balikpapan menargetkan pelaksanaan MBG bisa menjangkau seluruh sekolah sesuai sasaran.
Balikpapan
Muhammad

Muhammad

Author

IBUKOTAKINI.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto terus menunjukkan perkembangan positif di Kota Balikpapan sejak pertama kali digulirkan pada Februari 2025. 

Saat itu, pelaksanaan baru dimulai di tujuh sekolah dengan sasaran sekitar 3.300 siswa. Kini, memasuki pertengahan September, jumlah penerima melonjak menjadi 25.661 siswa yang tersebar di 43 sekolah.

Capaian ini menjadi bagian dari target positif pemerintah kota yang menyalurkan program MBG ke seluruh satuan pendidikan. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan Irfan Taufik mengatakan secara total ada 708 lembaga pendidikan dengan jumlah penerima manfaat mencapai 114.857 siswa. 

Target tersbut terdiri atas 140 lembaga PAUD (TK dan KB), 79 SD, 200 SMP, lima SKB, dan sejumlah SMA.

BACA JUGA:

https://ibukotakini.com/read/program-makan-bergizi-gratis-di-balikpapan-serap-ratusan-pekerja-lokal

“Realisasi sementara difokuskan di dua kecamatan, Balikpapan Kota dan Balikpapan Selatan, dengan 43 sekolah dan 25.661 siswa penerima. Tahapan dilakukan menyesuaikan kesiapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di lapangan,” terang Irfan usai menerima Kunjungan Kerja Komisi IX DPR RI di Balai Kota Balikpapan, Kamis 18 September 2025.

Menurutnya, hingga kini ada sembilan SPPG yang sudah beroperasi untuk mendukung penyediaan dan distribusi makanan bergizi ke sekolah-sekolah. 

Namun jumlh tersebut masih terbatas, sehingga program belum bisa langsung menjangkau seluruh wilayah kota. 

Ia menilai penambahan kapasitas layanan menjadi kunci perluasan cakupan ke kecamatan lainnya.

Irfan menekankan bahwa keberhasilan program tidak hanya diukur dari jumlah penerima, tetapi juga dari kualitas pengawasan. 

"Maka dari itu kami membentuk Satuan Tugas MBG yang melibatkan sejumlah instansi lintas sektor," ujarnya.

Bagian dari satgas itu adalah Dinas Kesehatan bertugas memeriksa kelayakan pangan dari sisi kesehatan dan kandungan gizi, Dinas Perikanan dan Pertanian menjamin ketersediaan bahan pangan lokal, sementara Disdikbud mengatur distribusi ke sekolah-sekolah penerima.

“Semua pihak dilibatkan agar program ini berjalan sesuai standar, aman dikonsumsi, dan tepat sasaran. Dengan koordinasi lintas instansi, kualitas program lebih terjamin,” tambahnya.

Ia mengatakan bahwa sejak tahap awal pelaksanaan, tidak ada keluhan dari pihak sekolah maupun siswa. 

Situasi ini menunjukkan bahwa aspek distribusi dan keamanan pangan dapat dikendalikan dengan baik. 

“Alhamdulillah, sejak program dimulai sampai sekarang nihil kasus gangguan kesehatan. Respons sekolah juga sangat positif,” ucapnya.

Irfan menyebutkan, antusiasme sekolah terhadap program ini sangat tinggi. Banyak lembaga pendidikan yang menantikan giliran untuk menjadi penerima manfaat. 

BACA JUGA:

https://ibukotakini.com/read/baru-10-dari-68-sppg-berjalan-dpr-minta-percepatan-di-balikpapan

Hal ini jadi pelecut semangat bagi pemerintah kota untuk mempercepat perluasan cakupan, meski tetap harus memperhatikan kesiapan infrastruktur pendukung.

Pemerintah kota berharap MBG tidak hanya menjadi program jangka pendek, melainkan bagian dari strategi peningkatan kualitas sumber daya manusia. 

Dengan asupan gizi yang lebih baik, diharapkan siswa dapat lebih fokus belajar, kesehatan anak terjaga, dan pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di Balikpapan.

“Tujuan utamanya adalah peningkatan status gizi siswa, yang diharapkan berdampak langsung pada prestasi belajar mereka. Ini bukan sekadar program makan bersama, melainkan investasi untuk masa depan generasi muda,” kata Irfan.

Seiring dengan bertambahnya jumlah SPPG dan dukungan dari berbagai pihak, Pemkot Balikpapan menargetkan pelaksanaan MBG bisa menjangkau seluruh sekolah sesuai sasaran. 

Dengan demikian, program yang awalnya hanya menyentuh tujuh sekolah kini perlahan mewujudkan visi nasional untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia melalui dunia pendidikan. ***