7 Warga Kaltim dan Kaltara Dievakuasi dari Sudan, Disambut Wagub Hadi Mulyadi di Bandara SAMS Sepinggan
- IBUKOTAKINI.COM - Pemerintah Republik Indonesia telah mengevakuasi Warga Negara Indonesia di wilayah konflik internasional Afrika Utara, Sudan
Kabar Ibu Kota
BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM - Pemerintah Republik Indonesia telah mengevakuasi Warga Negara Indonesia di wilayah konflik internasional Afrika Utara, Sudan karena peperangan.
Sebanyak tujuh orang WNI asal Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah tiba di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan pada hari ini, Jumat (5/5/2023) sekira pukul 11.30 siang tadi.
Tujuh warga Kaltim dan Kaltara ini disambut langsung oleh Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi di VIP Room Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan dengan didampingi pihak keluarga.
"Sesuai perintah dari Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri RI), kita diminta untuk memfasilitasi kedatangan mereka sampai ke rumah masing-masing (diterima kembali kepada keluarga)," ucap Hadi ketika ditemui awak media.
Ia mengatakan, tujuh warga asal Kaltim dan Kaltara ini telah tiba di Indonesia sejak beberapa hari lalu dengan difasilitasi oleh pemerintah, baik dalam hal akomodasi dan transportasi dari Sudan sampai diterima kembali oleh keluarga yang bersangkutan.
"Ini sudah tiba di sini dan kami serah terimakan kepada keluarga," katanya.
BACA JUGA:
- https://ibukotakini.com/read/4-orang-calon-jemaah-haji-tak-bisa-dihubungi-kemenag-balikpapan-akan-tunggu-sampai-hari-ini
- https://ibukotakini.com/read/persoalan-banjir-jadi-sorotan-pansus-lkpj-dprd-kaltim
- https://ibukotakini.com/read/pbb-keluarkan-peringatan-cuaca-el-nino-meningkat-beberapa-bulan-kedepan
Berkaitan dengan pendidikan yang tengah ditempuh oleh beberapa diantaranya, Hadi menyebut akan mengupayakan jalan terbaik dengan tetap mempertimbangkan konflik yang tengah terjadi di Sudan.
"Untuk persoalan kuliahnya, bisa saja mereka nanti melanjutkan kuliah di Kaltim dengan menyesuaikan jurusannya, dimutasi, apakah di Uinsi atau di Unmul Samarinda," terangnya.
"Nanti kita lihat bagaimana peraturannya, karena ini mutasi dari universitas di luar negeri, sebisa mungkin kita akan membantu dan memfasilitasi," tambahnya lengkap.
Diketahui, keseluruhan warga Kaltim dan Kaltara ini menempuh pendidikan di International University of Africa. Beberapa diantaranya bahkan telah menyelesaikan pendidikan dan beberapa lainnya sedang menjalani tahun terakhir pendidikannya.
Adapun, biaya pendidikan yang ditempuh oleh keseluruhan dari warga Kaltim dan Kaltara ini memang sepenuhnya ditanggung melalui jalur beasiswa kampus. Sehingga, ke depannya masih akan dibahas kembali terkait nasib dari keseluruhan warga yang berstatus sebagai mahasiswa.
"Beasiswanya kan mereka ini dari sana (kampus). Apakah nanti akan difasilitasi beasiswa juga, sesuai dengan aturannya saja," sebutnya.
"Nanti bisa mengajukan di Beasiswa Kaltim Tuntas, tetapi kalau beasiswa awalnya dari kampus, kemungkinan otomatis putus karena perang (konflik internasional)," lanjutnya.
Terkait hal itu, Pemerintah Provinsi Kaltim akan tetap mengupayakan pendidikan yang ditempuh para warganya ini tidak terputus. Apalagi, sebagian besar diantaranya memang tengah memasuki semester akhir.
Namun, dalam hal kedatangan dan evakuasi, para warga ini memang sepenuhnya difasilitasi oleh pemerintah, baik pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah.
"Beasiswa nanti sesuai dengan aturan dan prestasi, tetap kita bantu. Kan bisa saja tiba-tiba prestasinya menurun, tetap berdasarkan asas keadilan. Yang jelas, kedatangannya ini memang kami bantu," tuturnya.
Di sisi lain, Hadi menambahkan, kebutuhan pendampingan kesehatan, khususnya secara psikologis belum diajukan oleh yang bersangkutan maupun pihak keluarga.
"Saya lihat aman-aman saja. Sepertinya, sudah biasa mereka menghadapi situasi perang, perang kecil sudah biasa. Tetapi, memang kali ini (konflik/perang) cukup besar sehingga mereka juga harus dipulangkan," jelasnya.
"Saya lihat baik-baik saja, secara psikologis," pungkasnya. ###