
9.000 Warga Balikpapan Dapat Bansos Pangan
- Pemerintah Gerak Cepat Redam Lonjakan Harga Beras
Balikpapan
IBUKOTAKINI.COM - Pemerintah kembali menyalurkan bantuan pangan kepada ribuan keluarga berpenghasilan rendah. Program ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk menjaga stabilitas harga beras dan daya beli masyarakat menjelang akhir tahun.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Balikpapan, Sri Wahyuningsih, menjelaskan bahwa program tersebut merupakan kebijakan berkelanjutan dari pemerintah pusat yang dijalankan sejak awal 2025, bukan sekadar respons terhadap momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Bantuan ini bagian dari upaya pemerintah pusat dan daerah untuk menjaga ketersediaan serta stabilitas harga pangan, khususnya bagi masyarakat dari kelompok marginal,” ungkap Sri Wahyuningsih, di Aula Kelurahan Gunung Bahagia pada Kamis (30/10/2025).
Untuk periode Oktober–November 2025, terdapat 9.356 keluarga penerima manfaat (KPM) di Balikpapan. Masing-masing keluarga menerima 20 kilogram beras dan 4 liter minyak goreng Minyakita. Secara provinsi, program ini menjangkau 97.797 keluarga di Kalimantan Timur.
DKP3 bertindak sebagai perpanjangan tangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) di tingkat daerah, bekerja sama dengan Perum Bulog dalam pendistribusian.
BACA JUGA:
Program Makan dan Cek Kesehatan Gratis Perkuat SDM di IKN - ibukotakini.com
“Penyaluran dilakukan dengan sistem terkoordinasi agar tepat sasaran. Ini bukan hanya program sosial, tetapi juga instrumen pengendali harga beras,” jelas Yuyun.

Dengan menyalurkan langsung kepada rumah tangga miskin, pemerintah berupaya menekan permintaan di pasar umum.
“Ketika masyarakat miskin sudah menerima beras dari pemerintah, daya beli mereka terhadap beras komersial otomatis berkurang. Itu membantu menjaga harga agar tidak terus naik,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Perum Bulog Kanwil Kalimantan Timur-Utara, Musazdin Said, menyebut total bantuan pangan untuk Balikpapan mencapai 18,6 ton beras per alokasi. Setiap keluarga penerima mendapat 10 kilogram beras per bulan selama dua bulan berturut-turut, disertai 2 liter minyak goreng.
“Indikator keberhasilannya bisa dilihat dari inflasi beras yang lebih terkendali. Kalau penerima manfaat sudah memperoleh bantuan, permintaan di pasar turun, harga bisa stabil,” ujar Musazdin.
Bulog memastikan seluruh beras yang disalurkan layak konsumsi. Pemeriksaan rutin dilakukan di gudang, terutama di area yang rawan lembap atau bocor.
“Kami pastikan kondisi beras tetap baik untuk dikonsumsi,” tegasnya. ***
