Anggarkan Rp 2 Miliar, Pemkab PPU Revitalisasi Wisata Mangrove Kampung Baru
Penajam

Anggarkan Rp 2 Miliar, Pemkab PPU Revitalisasi Wisata Mangrove Kampung Baru

  • Ekosistem mangrove Kampung Baru ini memiliki daya tarik tersendiri, dikelilingi oleh berbagai jenis pohon khas mangrove seperti pohon Ketapang, api-api jambu, bakau hitam, perepat putih, dan api-api bulu.
Penajam
Is Wahyudi

Is Wahyudi

Author

IBUKOTAKINI.COM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tengah berupaya menghidupkan kembali ekowisata mangrove di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam. Dalam upaya revitalisasi tersebut, anggaran sebesar Rp2 miliar telah dialokasikan untuk memperbaiki berbagai sarana pendukung yang sempat terbengkalai.

Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, (Disbudpar) PPU, Julizar Rakhman, mengungkapkan, bahwa ekowisata mangrove di Kampung Baru memiliki potensi besar dalam menarik minat wisatawan. Namun, sejumlah infrastruktur di lokasi tersebut kini dalam kondisi kurang layak setelah beberapa tahun tanpa perawatan.

“Wisata mangrove ini diprediksi terbengkalai sejak 2017 hingga 2020. Sejumlah pondasi kayu sudah terlihat rapuh dan rusak,” jelas Julizar saat diwawancara melalui sambungan telepon pada Senin (4/11/2024).

Anggaran Rp2 miliar yang dialokasikan bersumber dari APBD 2024 dan akan digunakan untuk merevitalisasi sarana yang rusak sekaligus mengembangkan ekowisata ini agar dapat kembali menarik wisatawan. 

Julizar menambahkan bahwa sebelumnya ekowisata ini sempat menjadi daya tarik besar, terutama pada akhir pekan, dengan jumlah pengunjung yang membludak.

BACA JUGA:

“Progres revitalisasi sudah mencapai 60 persen, dan meskipun waktu pengerjaan hanya tersisa satu bulan, kami tetap optimis dan akan mempercepat proses agar dapat selesai sesuai target akhir tahun 2024,” ujarnya.

Ekosistem mangrove Kampung Baru ini memiliki daya tarik tersendiri, dikelilingi oleh berbagai jenis pohon khas mangrove seperti pohon Ketapang, api-api jambu, bakau hitam, perepat putih, dan api-api bulu. 

Selain itu, kawasan ini juga menjadi habitat berbagai satwa liar, termasuk burung raja udang dan elang bondol, yang merupakan spesies langka dan dilindungi.

“Para pengunjung akan mendapatkan pengalaman edukatif saat berkunjung ke mangrove ini. Ada papan informasi di beberapa titik yang menjelaskan jenis-jenis tumbuhan dan satwa liar yang hidup di kawasan tersebut,” tambah Julizar. (Adv/Diskominfo PPU)