Pasokan Kurang, Cabai Rawit Sumbang Inflasi Desember 2023 Kota Balikpapan
Kabar Ibu Kota

Anomali Cuaca, Harga Cabai Rp65 Ribu

  • Anomali Cuaca, Harga Cabai Rp65 Ribu

Kabar Ibu Kota
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM – Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Timur memantau langsung pergerakan harga cabai yang kini mengalami kenaikan. Dimana dari pantauannya kedua pasar tradisional di Kota Samarinda, pada Rabu (13/1), bahwa harga cabai sebesar Rp 68 ribu perkilogramnya. Sebelumnya harga cabai berkisar Rp 45 perkg.

Seperti dikutip dalam IG Humas Provinsi Kaltim. Di lapak pedagang cabai lainnya di Pasar Segiri, H Arifin juga menyebut harga yang sama. “Memang dari sananya naik Pak,” kata penjual dari Makassar yang memilih membeli cabai dari Sulawesi karena dinilai lebih murah. Sementara di Pasar Pagi, harga cabai lebih tinggi mencapai Rp68 ribu per kg.

Roby menjelaskan kenaikan harga itu kemungkinan terjadi karena anomali cuaca, dimana musim penghujan masih berlanjut ke Januari, hingga memengaruhi hasil panen petani dan pasokan cabai ke Kaltim.

Namun Roby meyakini harga cabai akan segera berangsur membaik. Sebelum ada kenaikan, harga cabai stabil di kisaran Rp45 ribu per kg.

Saat pemantauan tersebut, penurunan harga justru terjadi untuk cabai merah besar. Harga cabai merah besar turun menjadi Rp45 ribu per kg. Padahal sebelumnya cabai jenis jumbo ini dijual Rp60 ribu per kg.

“Pasokan sedikit terhambat dan berkurang, sementara permintaan tetap, bahkan bertambah. Mungkin karena musim hujan, orang lebih suka makan yang pedas-pedas. Tapi kenaikannya masih wajar dan persediaan masih mencukupi,” jelas mantan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Kaltim itu.

Roby memperkirakan kenaikan harga cabai ini tidak akan berlangsung lama. Operasi pasar disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan harga. “Kita terus pantau dan optimis harga cabai akan kembali normal,” ucap Roby.

Beberapa penjual cabai mengeluhkan berkurangnya pembeli akibat banyaknya warung yang tutup lantaran sepi pembeli sebagai dampak dari pandemi Covid-19.