Antisipasi Kedaruratan Bendungan Manggar, RDT Disusun
- IBUKOTAKINI.COM – Langkah antisipasi penanggulangan bencana kedaruratan, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV menyusun Rencana Tindak Darurat (RDT) Bendunga
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM – Langkah antisipasi penanggulangan bencana kedaruratan, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV menyusun Rencana Tindak Darurat (RDT) Bendungan Manggar.
Bendungan Manggar yang dikenal dengan Waduk Manggar dibangun sejak 1982. Memiliki luas 500 hektare dan daya tampung 16,3 juta meter kubik. Dengan kapasitas produksi mencapai 1.000 liter per detik. Waduk Manggar ini menjadi sumber utama pemenuhan kebutuhan air baku di Balikpapan, selain sumur bor dan Waduk Teritip.
Penyusunan RDT tersebut dipaparkan BWS Kalimantan IV ke Pemerintah Kota Balikpapan dalam acara Diseminasi Penyusunan RTD Bendungan Manggar, di Ruang Rapat I Kantor Wali Kota Balikpapan, Senin (24/1/2022).
Asisten I Bidang Tata Pemerintahan Pemkot Balikpapan, Syaiful Bahri mengatakan bahwa penyusunan RTD sangat strategis untuk memandu petugas pengelola bendungan dan instansi terkait. Khususnya menanggulangi bencana dan penanganannya apabila terjadi kedaruratan.
“Kegiatan diinisiasi oleh BWS Kalimantan IV sesuai amanat dari Peraturan Menteri PUPR Nomor 27/PRT/20215 tentang bendungan,” jelas Syaiful Bahri yang membacakan sambutan Wali Kota Balikpapan.
- https://ibukotakini.com/read/flyover-akan-dimulai-pada-anggaran-perubahan-2022
- https://ibukotakini.com/read/ini-8-strategi-mencari-pekerjaan-sampingan
- https://ibukotakini.com/read/bangun-menara-dan-rambu-suar-indonesia-kerja-sama-korea
Seiring penetapan Kaltim sebagai Ibu Kota Negara (IKN) baru, jumlah penduduk Balikpapan diproyeksikan mengalami lonjakan. Maka diproyeksikan kebutuhan air baku juga meningkatkan.
“Kegiatan ini diharapkan bisa jadi antisipasi terhadap kemungkinan buruk yang dapat menimpa Bendungan Manggar. Sehingga semua pihak memiliki pedoman yang jelas dalam mengambil tindakan," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pelaksanaan BWS Kalimantan IV Arman Effendi mengungkapkan, bahwa RTD ini sebagai langkah antisipasi jika terjadi sesuatu terhadap bendungan.
“Tidak kita harapkan, ini antisipasi. Makanya kami kelola dan jaga. Melihat situasi bendungan seperti apa," jelas Arman.
Pihaknya memastikan pengelolaan dan pengawasan dilakukan 24 jam. Kendati begitu tetap dibutuhkan upaya antisipasi. Dan kegiatan ini juga jadi bentuk sosialisasi pada aparatur.
"Jadi selama menyusun kajian pada 2021, sudah disampaikan pada masyarakat. Kami terjun melakukan studi ini. Dokumen sudah dilengkapi, tinggal menunggu persetujuan dirjen. Dari aparat pemerintah. Sehingga kami sadar kegiatan untuk para pemangku kepentingan," urainya.
Di sisi lain, rencananya tahun 2023 juga akan dipasang alat deteksi dini di Bendungan Manggar. Karena ini sudah menjadi bagian bahwa bendungan dipasang alat untuk mengantisipasi dan penanganan yang cepat. (*)