Sayuran yang sudah dikemas oleh UMKM Agribisnis Aspakusa Boyolali, siap dikirim ke retail modern di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ekbis

Aspakusa Makmur Boyolali, 'Salon' yang Memoles Sayuran Lokal agar Tembus Retail Modern

  • UMKM Agribisnis yang Sukses Kelola Ratusan Petani
Ekbis
Admin

Admin

Author

IBUKOTAKINI.COM – Di tangan Dwi Lestari Pujiastuti, lulusan D3 Manajemen Bisnis Universitas Surakarta, kelompok tani Aspakusa Makmur Boyolali menjelma sebagai motor penggerak agribisnis hortikultura di Jawa Tengah. 

Sejak berdiri pada 10 November 2005, kelompok ini konsisten mengangkat potensi sayuran lokal agar mampu menembus pasar ritel modern.

Nama Aspakusa sendiri merupakan akronim dari asparagus, kucai, dan sayuran, tiga komoditas utama yang mereka kembangkan. Cikal bakal kelompok ini berawal dari kerja sama dengan Taiwan, yang menghadirkan sembilan ahli pertanian untuk membimbing petani Boyolali. 

BACA JUGA:

Kitadin Cetak Sawah 74 Hektare di Lahan Bekas Tambang

Mereka mengedukasi petani agar mampu memanfaatkan lahan dengan komoditas bernilai tinggi, salah satunya asparagus hijau yang unik: cukup sekali tanam bisa bertahan hingga 10 tahun.

Meski pada awalnya kurang diminati karena masa panen lama dan ketidakpastian pasar, kini asparagus bersama puluhan jenis sayuran lain berhasil menembus rak-rak supermarket di Solo, Semarang, Yogyakarta, hingga Surabaya.

Dwi Lestari Pujiastuti menjelaskan proses pengemasan.

“Salon” Sayur untuk Retail Modern

Inovasi Aspakusa terletak pada konsep yang mereka sebut sebagai “Salon Sayuran”. Mekanismenya sederhana: petani membawa hasil panen, kemudian Aspakusa melakukan grading, pengemasan, hingga distribusi ke ritel modern. Dengan cara ini, petani tak perlu berurusan dengan tengkulak karena pemasaran langsung ditangani Aspakusa.

“Pengemasan bertujuan menambah nilai jual karena sayuran terlihat lebih rapi, menarik, serta terlindungi dari kerusakan saat pengangkutan. Dengan begitu, daya simpan juga lebih lama dan memudahkan penyimpanan,” jelas Puji saat menerima kunjungan media dari Balikpapan, Senin (8/9/2025).

BACA JUGA:

Pastikan Stok Aman, Balikpapan Gencarkan Gerakan Pangan Murah

Aspakusa menerapkan grading mutu dalam empat tingkatan. Sayuran Grade A masuk ke ritel modern, Grade B dijual secara keliling, Grade C dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sementara Grade D diolah menjadi kompos.

Untuk menjaga kualitas, Aspakusa menggunakan teknologi plasma ozone yang membuat sayuran tahan segar hingga tujuh hari. Dukungan infrastruktur juga mumpuni, dengan empat armada berpendingin dan dua cold storage bantuan Taiwan serta Bank Indonesia.

Jaringan Pasar dan Produksi

Kerja sama dengan ritel modern dimulai dari Transmart, lalu meluas ke jaringan supermarket lain, termasuk Hoky Swalayan asal Taiwan. 

Masuknya produk mereka ke jaringan ritel membuka pasar yang lebih luas dan cendeung stabil. Hingga akhirnya produksi terus meninkat .  

Saat ini saja Aspakusa Makmur sudah mengirimkan 1–2 ton sayuran per minggu, dengan pengiriman terjadwal ke Yogyakarta sekali seminggu dan Surabaya dua kali seminggu.

Sejumlah pelajar SMK mengikuti pemagangan proses mengemas sayuran di Aspakusa Makmur.

Saat ini, Aspakusa membawahi 214 petani, baik individu maupun kelompok tani. Jumlah produk yang dikelola pun melonjak hingga 80–100 jenis sayuran, mulai dari sayuran daun hingga sayuran keras.

BACA JUGA:

Harga Pangan dan Transportasi Turun, Balikpapan-PPU Deflasi

Sejak menjadi badan hukum pada 14 Juli 2010, Aspakusa menegaskan visinya: meningkatkan kesejahteraan petani melalui produksi hortikultura premium. Visi itu diwujudkan melalui misi menambah keberagaman produk, memperluas akses pasar, memperkuat kelembagaan, serta menjadi pusat informasi dan pelatihan.

Tak hanya mendukung petani, Aspakusa juga membuka peluang belajar bagi generasi muda. Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) rutin diikuti siswa sekolah kejuruan, agar mereka memahami agribisnis modern sejak dini.

Meski tantangan masih ada—mulai dari iklim hingga fluktuasi permintaan—Aspakusa Makmur Boyolali membuktikan bahwa inovasi, kolaborasi, dan konsistensi mampu menjadikan sayuran lokal bernilai lebih tinggi.

Lewat konsep “Salon Sayuran”, kelompok ini tak hanya mengangkat produk Boyolali ke rak ritel modern, tapi juga menumbuhkan harapan baru bagi kesejahteraan petani. ***