CEO PT Greenprosa Adikara Nusa (Greenprosa), Arky Gilang Wahab saat menjelaskan proses
pengolahan sampah kolaborasi Greenprosa bersama Taman Safari Indonesia (TSI) melalui Integrated
Waste Management (IWM) kepada stakeholders Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) (12/07).
Dalam rangka memberikan gambaran dan mengajak stakeholders YDBA untuk menerapkan
pengolahan sampah/ limbah yang terintegrasi dan bernilai tambah, YDBA mengajak
stakeholders tersebut untuk melihat IWM yang diterapkan oleh TSI bersama Greenprosa.
Komunitas Kita

Astra Ajak Stakeholder Terapkan Integrated Waste Management

  • IBUKOTAKINI.COM – Seperti yang kita ketahui bersama,saat ini pengelolaan limbah/sampah menjadi perhatian kita bersama. Berdasarkan data Sistem In
Komunitas Kita
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

JAKARTA, IBUKOTAKINI.COM – Seperti yang kita ketahui bersama,saat ini pengelolaan limbah/sampah menjadi perhatian kita bersama. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbulan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton. 

Berdasarkan jenisnya, mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan dengan proporsi 41,55%. Berdasarkan data tersebut, diperlukan manajemen pengelolaan sampah yang inovatif dan bernilai tambah, seperti yang dilakukan oleh Taman Safari Indonesia (TSI) berkolaborasi dengan PT Greenprosa Adikara Nusa (Greenprosa) melalui Integrated Waste Management (IWM). 

Greenprosa sendiri merupakan salah satu penerima penghargaan Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards pada tahun 2021. Selain untuk mengolah sampah yang ada di TSI, IWM juga didirikan untuk menghasilkan nilai tambah melalui penjualan valuable waste, maggot sangrai hasil budidaya maggot dari sampah organik, serta pupuk organik yang berasal dari satwa dan kasgot (sampah yang didekomposisi maggot). 

Bukan hanya itu, residu dari waste yang dihasilkan dari sampah itu juga dijual/ dipasok ke salah satu pabrik semen untuk digunakan sebagai bahan bakar.

Dalam pengolahan sampah yang mengacu pada 3R (Reduce, Reuse, Recycle), IWM mengoptimalkan mesin pengolahan sampah yang diproduksi oleh UMKM Manufaktur binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), yaitu PT Astana Wira Karya. Beberapa mesin yang diproduksi antara lain, mesin pemilah sampah, mesin conveyor pemilahan, mesin conveyer feeder, mesin pencacah plastic, mesin sentris (pengering plastik), mesin pencetak bijih plastik, mesin pengayak kompos dan mesin lainnya.

BACA JUGA:

Untuk memberikan gambaran dan mengajak stakeholders YDBA agar menerapkan pengolahan sampah/ limbah yang terintegrasi dan bernilai tambah, pada 12 Juli 2023 YDBA mengajak stakeholders tersebut untuk melihat IWM yang diterapkan oleh TSI bersama Greenprosa. 

Beberapa stakeholders tersebut, antara lain perwakilan dari Lembaga Nasional Single Window Kementerian Keuangan RI, Koalisi Kependudukan Indonesia, Universitas Parahyangan, Divisi Environment & Social Responsibility (ESR) Astra dan Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim.

Hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain Ketua Pengurus YDBA, Sigit P. Kumala; Sekretaris Pengurus YDBA, Ema Poedjiwati Prasetio; Advisor YDBA, Tonny Sumartono; Kepala Lembaga Nasional Single Window Kemenkeu RI, M. Agus Rofiudin; Ketua Umum Koalisi Kependudukan Indonesia, Bapak Dr. Sonny Harry B. Harmadi; Sekretaris Pengurus YPAMDR, Wedijanto Widarso dan beberapa tim perwakilan ESR Astra dan Universitas Parahyangan.

Kunjungan diterima langsung oleh CEO Greenprosa, Arky Gilang Wahab serta Operation Manager TSI Bogor, Suharto. Dalam kunjungan tersebut Arky Gilang Wahab menyampaikan, bahwa sejak April hingga 11 Juli 2023, TSI bersama Greeprosa telah berhasil mengelola sampah sebanyak 229,9 ton. Salah satu pengelolaan sampah yang dilakukan, yaitu budidaya maggot untuk kebutuhan pakan ternak maupun pupuk organik. 

Sigit P. Kumala dalam kunjungan ini berharap, sharing yang dilakukan Greenprosa maupun TSI dapat menambah wawasan para stakeholders yang hadir dalam pengelolaan sampah, sehingga secara bertahap dapat menerapkan pengelolaan yang sama, yaitu terintegrasi dan bernilai tambah.

Dalam kesempatan ini, para stakeholders juga berkunjung ke area Safari Poo Paper yang menampilkan daur ulang kotoran Panda maupun Gajah untuk dijadikan kertas daur ulang. (***)