Ilustrasi Rumah Subsidi
Ekbis

Atasi Backlog Perumahan, Apa Strategi Perbanas?

  • Perbanas menyoroti perlunya skema pembiayaan rumah yang terjangkau bagi MBR.
Ekbis
Bunga Citra

Bunga Citra

Author

IBUKOTAKINI.COM – Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menyatakan dukungannya terhadap Program Tiga Juta Rumah yang dirancang untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Program ini dianggap sebagai solusi strategis dalam mengatasi backlog perumahan di Indonesia, yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022 mencapai 11,7 juta unit.

Dalam acara CEO Forum yang digelar di Jakarta, Rabu (22/1/2025), Perbanas memberikan apresiasi kepada pemerintah atas inisiatif ini. Ketua Umum Perbanas, Kartika Wirjoatmodjo, menyebut program tersebut mampu memberikan dampak signifikan bagi pengurangan kesenjangan perumahan. Namun, ia menekankan pentingnya perencanaan matang dan pelaksanaan tepat untuk menjamin keberhasilannya.

“Program ini bukan hanya menjawab kebutuhan hunian bagi MBR, tetapi juga mendorong kesejahteraan masyarakat dengan membuka akses kepada tempat tinggal yang layak,” kata Kartika dikutip dari Trenasia.com pada Kamis, 23 Januari 2025.

Perbanas menyoroti perlunya skema pembiayaan rumah yang terjangkau bagi MBR, dengan cicilan ideal sebesar Rp1,1 juta per bulan. Selain itu, sektor perbankan didorong untuk lebih fleksibel dalam menyesuaikan profil risiko kredit, mengingat mayoritas MBR bekerja di sektor informal.

BACA JUGA:

Sektor Industri Pacu Penjualan Penjualan Listrik PLN UID Kaltimra 2024 - ibukotakini.com

“Subsidi yang terarah dan dukungan penuh dari pengembang properti serta sektor perbankan akan menjadi kunci keberhasilan program ini,” tambahnya.

Meskipun menjanjikan, sejumlah tantangan perlu diatasi, termasuk kesenjangan antara kebutuhan masyarakat dan akses terhadap kredit perumahan. Perbanas mengusulkan insentif khusus bagi perbankan untuk mendorong pembiayaan sektor ini.

Kolaborasi lintas sektor juga menjadi sorotan untuk memastikan MBR dapat mengakses hunian layak dan terjangkau. Perbanas menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, pengembang properti, dan sektor perbankan dalam mendukung target ambisius ini.

Selain sektor perumahan, Perbanas menilai program ini memiliki dampak luas pada perekonomian nasional. Dengan bertambahnya pembangunan hunian, akan terjadi peningkatan aktivitas ekonomi, termasuk penciptaan lapangan kerja baru dan peningkatan produktivitas sektor konstruksi.

“Kami optimistis, jika dikelola dengan baik, program ini tidak hanya mengatasi backlog perumahan tetapi juga memperkuat perekonomian domestik,” tutup Kartika.

Di tengah proyeksi melemahnya ekonomi global pada 2025, menurut Kartika, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan perbankan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Ia menyoroti perlunya kebijakan fiskal yang tepat untuk mengurangi dampak ketidakpastian global, termasuk fluktuasi nilai tukar dan risiko inflasi.

“Perbanas optimistis Program Tiga Juta Rumah dapat menjadi solusi nyata bagi masalah perumahan di Indonesia,” tambahnya. ***