Bacitra Tuai Protes, DPRD Balikpapan Usul Dialog Antara Pemerintah dan Sopir Angkot
- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, Laisa Hamisah, menyambut baik keberadaan Bacitra ini. Namun, ia juga memahami kekhawatiran yang dirasakan oleh para supir angkot yang merasa penghasilan mereka terancam oleh keberadaan bus baru ini.
Advertorial
BALIKPAPAN – Kehadiran Bus Balikpapan City Trans (Bacitra) di Kota Balikpapan untuk meningkatkan kualitas transportasi umum, menuai protes dari para supir Angkutan Kota (Angkot).
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, Laisa Hamisah, menyambut baik keberadaan Bacitra ini. Namun, ia juga memahami kekhawatiran yang dirasakan oleh para supir angkot yang merasa penghasilan mereka terancam oleh keberadaan bus baru ini.
"Kami memahami serta menghargai kekhawatiran para supir angkot, yang merasa bahwa keberadaan bus ini mempengaruhi penghasilan mereka," kata Laisa kepada Ibukotakini.com pada Sabtu, 20 Juli 2024.
Laisa menegaskan bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah harus mempertimbangkan kesejahteraan semua pihak yang terlibat, termasuk supir angkot.
"Kami memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tidak hanya untuk meningkatkan pelayanan publik, tetapi juga mempertimbangkan kesejahteraan atau penghasilan semua pihak yang terlibat," tambahnya.
BACA JUGA:
- Pendapatan Menurun, Sopir Angkot Balikpapan Unjuk Rasa Tolak Bacitra - ibukotakini.com
- Besok Rabu, Bus Balikpapan City Trans Tidak Beroperasi - ibukotakini.com
- Balikpapan City Trans Resmi Beroperasi, Masih Uji Coba Buruan Gratis - ibukotakini.com
Sebagai solusi, Laisa mengusulkan adanya dialog antara pemerintah dengan para supir angkot dan bus untuk mencari jalan keluar agar tidak terjadi tumpang tindih, termasuk mengenai penyesuaian rute yang dilalui bus dan angkot. "Carikan solusinya," tegasnya.
Solusi lainnya yang diusulkan oleh Laisa adalah pemberian subsidi finansial kepada supir angkot sebagai kompensasi atas dampak dari keberadaan Bacitra. Selain itu, pemerintah kota diharapkan memberikan pelatihan keterampilan kepada supir angkot agar mereka bisa meningkatkan daya saing dalam industri transportasi.
Integrasi antara bus dan angkot juga perlu difasilitasi agar skema transportasi lebih terstruktur dan memudahkan supir angkot serta bus mendapatkan penumpang. "Dengan begitu, penghasilan mereka bisa kembali normal. Perpindahan penumpang dari bus ke angkot atau sebaliknya bisa diatur dengan baik," pungkasnya. (Adv/DPRD Balikpapan)