Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat mengikuti rapat dengan komisi VI DPR RI, di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 8 Juni 2021.
Ekonomi

Bahlil: Dibutuhkan Investasi Rp4 Triliun Mengejar Target Pertumbuhan Ekonomi

  • IBUKOTAKINI.COM - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah menargetkan investasi mencapai Rp4.983
Ekonomi
Redaksi

Redaksi

Author

IBUKOTAKINI.COM - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah menargetkan investasi mencapai Rp4.983,2 triliun untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi 6% selama periode 2020-2024.

Dia mengatakan saat ini tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergerak di bawah 6% atau rata-rata 5,7% per tahun.

Pagebluk COVID-19 yang menghantam dunia, termasuk Indonesia, menghempaskan target pertumbuhan ekonomi selama dua tahun terakhir. Pada 2020, pertumbuhan ekonomi minus 2,07% dan tahun lalu diperkirakan kembali tumbuh 3,7%.

Dalam penilaiannya, Fitch Ratings memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia secara bertahap akan pulih dari pertumbuhan negatif. Pada tahun ini pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan meningkat menjadi 6%. Kementerian Investasi telah menargetkan investasi Rp1.200 triliun untuk tahun ini.

"Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menciptakan stabilitas dan perekonomian yang menarik iklim investasi bagi investor," katanya dalam Indonesia Investment Guidebook, dikutip Selasa, 25 Januari 2022. 

Bahlil menambahkan untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi 5,7-6%, pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan memberikan kontribusi masing-masing 8,4-10,1% dan 8,5-8,8%, sedangkan sisanya akan ditanggung sektor publik atau swasta.

Dengan target pertumbuhan rata-rata 5,7% per tahun, Indonesia diproyeksi akan menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2036 dan ekonomi terbesar kelima di dunia pada tahun 2045 mendatang.

"Pertumbuhan yang tinggi ini secara bertahap akan meningkatkan kelas berpenghasilan menengah menjadi sekitar 70 persen dari populasi Indonesia pada tahun 2045," terang Bahlil.

Dia menegaskan penguatan proses transformasi ekonomi untuk mencapai  tujuan pembangunan tahun 2045 menjadi fokus dalam rangka pencapaian infrastruktur berkelanjutan, pembangunan manusia yang tinggi, dan layanan publik yang lebih baik serta standar kesejahteraan yang memadai.

Menurut Pusat Daya Saing Dunia IMD, Indonesia meningkat secara keseluruhan mengalami peningkatan peringkat daya saing dengan 3 posisi (dari 40 menjadi 37) pada tahun 2021 berkat peningkatan efisiensi usaha, kinerja ekonomi, efisiensi pemerintah, dan peningkatan kepercayaan bisnis di kalangan eksekutif.

Dalam lima tahun terakhir, Indonesia juga berhasil meningkatkan kemudahan bisnis (EODB) menurut penilaian Bank Dunia dari 106 di 2016 menjadi 73 di 2020.

Pada 2020, kemudahan berbisnis untuk Indonesia adalah 69,6 skor. Kemudahan berbisnis Indonesia meningkat dari skor 62,1 pada tahun 2016 menjadi skor 69,6 pada tahun 2020. Ini artinya pemerintah terus menerus dan konsisten reformasi iklim usaha dan investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Bahlil mengatakan ke depannya Indonesia tetap fokus pada reformasi struktural dengan menciptakan yang lebih baik peraturan bisnis dan investasi yang mengacu pada praktik terbaik dan fokus reformasi sistem dengan menerapkan Online Single Submission System (OSS) dengan pendekatan berbasis risiko. OSS telah diluncurkan pada 2021.

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, ada 41 Proyek Prioritas Strategis yang direncanakan akan dikerjakan. 

Proyek-proyek ini memiliki nilai strategis yang tinggi dan daya ungkit untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Melalui Rencana Strategis BKPM 2020-2024, Kementerian Investasi mendukung peningkatan realisasi penanaman modal, khususnya dalam tiga proyek besar yaitu industri 4.0, pengembangan 10 destinasi wisata prioritas, dan 9 kawasan industri di luar Jawa dan 31 smelter.

Kementerian Investasi juga telah menetapkan enam sektor prioritas untuk investasi yaitu industri padat karya berorientasi ekspor, energi terbarukan, infrastruktur, industri pertambangan, dan industri manufaktur yang dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan meningkatkan sumber daya manusia dan pembangunan infrastruktur di tengah pandemi.

"Indonesia memiliki sejumlah lokasi investasi yang bisa dijadikan pertimbangan ketika memilih lokasi untuk investasi di Indonesia, seperti insentif pajak, infrastruktur dan logistik, kedekatan dengan sumber daya, biaya tenaga kerja dan tingkat keterampilan," pungkas Bahlil.