Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa Kota Balikpapan berpotensi besar menjadi pusat distribusi (hub) ekspor produk UMKM dari Kalimantan Timur
Balikpapan

Balikpapan Dipersiapkan Jadi HUB Ekspor UMKM Kalimantan Timur

  • Ekspor center Balikpapan diresmikan bersamaan dengan pusat serupa di Batam, sebagai bagian dari strategi nasional untuk mempercepat ekspor produk nonmigas berbasis UMKM
Balikpapan
Muhammad S.J

Muhammad S.J

Author

IBUKOTAKINI.COM - Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa Kota Balikpapan berpotensi besar menjadi pusat distribusi (hub) ekspor produk UMKM dari Kalimantan Timur ke pasar global, seiring peresmian ekspor center yang dibuka di kota ini.

Ekspor center Balikpapan diresmikan bersamaan dengan pusat serupa di Batam, sebagai bagian dari strategi nasional untuk mempercepat ekspor produk nonmigas berbasis UMKM.

“Hari ini terasa istimewa karena kita membuka ekspor center di dua lokasi, yaitu Balikpapan dan Batam. Tapi Balikpapan punya posisi strategis, karena dekat dengan IKN dan pelabuhan ekspor, sehingga bisa menjadi hub ekspor untuk Kalimantan,” kata Budi, Jumat 1 Agustus 2025.

Ekspor center ini merupakan perpanjangan dari program UMKM Bisa Ekspor yang telah dijalankan Kemendag sejak Januari 2025.

Hingga pertengahan tahun, program tersebut telah memfasilitasi lebih dari 800 pelaku UMKM untuk melakukan penetrasi pasar luar negeri dan mencatatkan transaksi ekspor senilai Rp1,4 triliun.

BACA JUGA:

Pusat Ekspor Balikpapan Resmi Diluncurkan, UMKM Tak Perlu Lagi ke Jakarta - ibukotakini.com

Menurut Budi, ekspor center dirancang menjadi titik temu antara pelaku UMKM dan sistem pendukung ekspor. Di dalamnya terdapat fasilitas edukasi, pendampingan kualitas produk, perizinan, pengemasan, hingga strategi masuk pasar internasional.

“Jangan tunggu produk baru. Produk yang ada sekarang kita standarkan, kita latih, dan kita fasilitasi ekspor. Nanti kita bantu carikan bayarnya lewat perwakilan dagang kita di luar negeri,” ujarnya.

Kementerian Perdagangan saat ini memiliki 46 perwakilan di 33 negara, termasuk Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), yang menjadi ujung tombak pemasaran produk UMKM Indonesia di pasar global.

Budi menyebut, ekspor center Balikpapan akan dikembangkan sebagai pusat pembinaan dan kurasi produk UMKM ekspor di Kalimantan Timur.

Keberadaan fasilitas ini juga akan diperkuat dengan kehadiran penyuluh ekspor yang bertugas menjangkau pelaku usaha hingga ke pelosok daerah.

“Penyuluh ekspor ini nanti bisa masuk ke desa, ke kelurahan, jemput bola, bantu pelaku UMKM yang belum tahu cara ekspor. Kita dorong semuanya supaya siap ekspor,” tandasnya.

BACA JUGA:

Beras Rp1 Juta di Long Apari - ibukotakini.com

Ia mengingatkan bahwa untuk masuk pasar global, pelaku usaha harus siap beradaptasi dan berinovasi. Produk harus memiliki kualitas, desain menarik, serta memenuhi standar negara tujuan ekspor, termasuk keberlanjutan lingkungan.

“Kalau tidak distandarisasi dan tidak ramah lingkungan, produk kita akan ditolak. Jadi kita harus siap dari sekarang,” katanya.

Menurutnya, peluang pasar terbuka lebar mengingat Indonesia saat ini telah menyelesaikan perundingan perdagangan dengan Uni Eropa (IEU–CEPA), yang memungkinkan akses ekspor ke 27 negara Eropa dengan tarif nol persen.

Selain itu, perjanjian dagang juga telah dituntaskan dengan Kanada, Eurasia, dan negara-negara ASEAN.

“Baru Indonesia dan Vietnam yang punya perjanjian dengan Uni Eropa. Ini peluang yang tidak dimiliki semua negara. UMKM harus siap ambil kesempatan ini,” tegas Budi.

Selain mendukung ekspor, Kemendag juga menggulirkan Gerakan Nasional Gaspol (Gerakan Kami Pakai Lokal) untuk mendorong masyarakat Indonesia menggunakan produk dalam negeri, termasuk dari pelaku UMKM.

“Pasar kita ini besar. Tapi kita tidak mau pasar lokal diisi oleh produk asing. Karena itu, UMKM harus punya daya saing, kualitas, dan kemasan yang bagus. Pemerintah siap latih dan dampingi,” urainya.

Budi berharap ekspor center di Balikpapan menjadi motor penggerak pertumbuhan UMKM ekspor dari Kalimantan Timur.

“Dan menjadi model percontohan nasional yang bisa direplikasi ke daerah lain,” pungkasnya. ***