
Balikpapan Gandeng PPU dan Paser Penuhi Komoditas Pangan
- Perumda ambil peran dalam memenuhi komoditas pangan
Balikpapan
IBUKOTAKINI.COM - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan melaksanakan High Level Meeting pada (24/4/2025) bersama Kabupaten PPU dan Paser. Kegiatan ini dipimpin Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo.
Bagus membuka High Level Meeting yang membahas kerjasama antar tiga kabupaten/kota tersebut. Menurutnya kerjasama antara ketiga daerah. Karena saling ketegangan antara ketiganya memang sangat besar.
Ia mengatakan telah menerima informasi terkait upaya Kabupaten Paser dalam menggagas budidaya peternakan ayam ras maupun petelur.
"Ini jadi suatu yang positif. Kita memang diminta mendatangkan pasokan pangan yang aydah tersedia di kota masing-masing," ujarnya.
BACA JUGA:
Jika pun ada bisa saling bertukar antar ketiga daerah. Nantinya jika Balikpapan sudah tidak menerima pasokan telur dari Jawa, termasuk beras, maka Balikpapapan bisa daja kesulitan.
Maka momentum High Level Meeting tersebut sangat penting. Bahwa jika bisa oada masing-masing daerah bisa memenuhi masalah pangan masing-masing.
Kolaborasi ini, selain bertujuan menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga, menurutnya juga bagian dari upaya mewujudkan ketahanan pangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“Serta meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan pelaku usaha di daerah masing-masing,” tutur Bagus.
BACA JUGA:
Ia pun harap forum ini bisa hasilkan keputusan bersama, termasuk mekanisme kerja sama dan pembagian peran juga dukungan dalam pengambilan kebijakan di level daerah.
"Pemkot Balikpapan berkomitmen untuk berperan aktif dalam upaya ini. Kami siap dukung inovasi dan terobosan yang lahir dari kolaborasi lintas daerah" ungkapnya.
Sementara, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi mengatakan bahwa ke depan jika ada kebijakan baru dari pemerintah pusat, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baik.
Menurutnya inflasi Kota Balikpapan selama kurun wlatu setahun terakhir beberapa faktor penyebabnya diantaranya adalah ikan layang.
Juga sayur kangkung, daging ayam, cabai rawit dan tomat. Bahkan tidak ada beras. Maka artinya beras cukup terpenuhi di Balikpapan.
BACA JUGA:
"Justru ikan layang, kangkung, daging ayam, cabai dan tomat. Itu yang jadi penyumbang di satu tahun terakhir di Balikpapan," terangnya.
Termasuk di PPU juga komoditas tomat dan daging ayam, cabai rawit dan ikan layang yang kadi faktor inflasi. Maka menurutnya penting dilakukan pertemuan ini.
"Jadi memang jika kita lihat, mari fokus memenuhi kebutuhan masing-masing. Minimal tiga daerah bisa berbagi informasi dan saling berbagi komoditas," ujarnya.
Nantinya Perumda dan pelaku usaha bisa ikut ambil peran dalam memenuhi komoditas. "Jadi nantinya di akhir tahun kita bisa menjaga inflasi dalam level 2,5 persen plus minus 1 persen," beber Robi.
BACA JUGA:
Emas Antam Vs Saham ANTM: Mana Pilihan Investasi Paling Cuan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi?
Bisa dilakukan sinergi antar TPID maupun OPD. Juga pendalaman potensi daerah. Pasalnya pada rakor TPID se-Indonesia, daerah-daerah Kaltim ini mirip Jakarta. Memiliki banyak anggaran namun tidak memiliki tanah untuk persawahan.
"Dan APBD Jakarta ini digunakan untuk pemenuhan pangan dari daerah penghasil seperti Indramayu, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan," sebutnya.
Ketika telah dibuat bisnis model yang baik maka menstabilkan harga dapat dilakukan. Selain juga lebih efisien jika Kaltim bisa saling memenuhi kebutuhan ini.
"Kepastian kecukupan pasokan, karena rantai pasokan diperpendek. Maka harga lebih terkendali," katanya. ***