logo
Balikpapan Gempur Stunting, Kolaborasi untuk Anak Sehat dan Cerdas
Balikpapan

Balikpapan Gempur Stunting, Kolaborasi untuk Anak Sehat dan Cerdas

  • Ada 17 titik penanganan stunting di Balikpapan, yang akan menjadi fokus intervensi program. Termasuk edukasi remaja putri untuk rutin mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sebagai langkah pencegahan dini.
Balikpapan
Ambarwati

Ambarwati

Author

IBUKOTAKINI.COM - Pemerintah Kota Balikpapan resmi meluncurkan Gerakan Bersama Posyandu Berantas Stunting atau Gempur Stunting, Sabtu (25/5/2025), di Taman Bekapai, sebagai langkah inovatif dan kolaboratif untuk menekan angka stunting dan membangun generasi unggul masa depan.

Peresmian dilakukan oleh Asisten III Setda Kota Balikpapan, dr Andi Sri Juliarty, mewakili Wali Kota Balikpapan, bersama Ketua TP PKK sekaligus Bunda PAUD Kota Balikpapan Nurlena Rahmad Mas’ud, SE, serta Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Alwiati.

“Penanganan stunting menjadi prioritas utama dalam pembangunan SDM Balikpapan. Hari ini kita meluncurkan langkah nyata yang menyentuh langsung masyarakat,” ucap Andi Sri Juliarty dalam sambutannya.

Gerakan ini ditandai dengan deklarasi bersama sebagai simbol komitmen seluruh elemen masyarakat membangun Balikpapan yang sehat, cerdas, dan kompetitif. Gempur Stunting juga merupakan tindak lanjut dari Perpres Nomor 73 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Ada 17 titik penanganan stunting di Balikpapan, yang akan menjadi fokus intervensi program. Termasuk edukasi remaja putri untuk rutin mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sebagai langkah pencegahan dini.

BACA JUGA:

BPBD Balikpapan Ajak Pelajar dan Warga Tanamkan Budaya Siaga Bencana - ibukotakini.com

Dalam peluncuran Gempur Stunting, Pemkot menggagas tiga aksi nyata:

  1. Penandatanganan MoU antara TP PKK dan Dinas Kesehatan sebagai bentuk sinergi yang berkelanjutan.
  2. Penetapan Ketua RT sebagai Orangtua Asuh Balita Stunting, untuk memperkuat peran sosial di tingkat akar rumput.
  3. Pemberian paket sembako untuk ibu hamil dan balita, guna memastikan kecukupan gizi selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas inisiatif ini. Penanganan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kolektif,” tambah dr Juliarty yang akrab disapa Dio.

Ia menegaskan bahwa keberhasilan program harus didukung konsistensi, data yang akurat, dan aksi lapangan yang berkelanjutan.

“Jangan sampai gerakan ini berhenti sebagai seremoni. Ini harus menjadi budaya baru: budaya peduli tumbuh kembang anak. Jika kita bersatu, Insya Allah Balikpapan bisa bebas stunting,” tegasnya.

Peluncuran program juga diramaikan dengan pemeriksaan kesehatan ibu hamil, pemberian vitamin anak, dan senam sehat bersama. Hadir dalam kegiatan ini para pejabat Pemkot, dokter spesialis anak, organisasi perempuan, kader posyandu, hingga para ibu dan balita.

Sebagai informasi, prevalensi stunting di Balikpapan per Oktober 2024 tercatat 14,68 persen, meningkat dari September 2024 yang berada di angka 13,8 persen. Meski demikian, angka ini masih di bawah rata-rata provinsi dan setara dengan rata-rata nasional. (Adv)