
Balikpapan Targetkan Tiap Kelurahan Punya Ruang Bermain Ramah Anak
- Targetnya, lima tahun ke depan setiap kelurahan punya RBRA
Balikpapan
IBUKOTAKINI.COM - Pemerintah Kota Balikpapan punya cara unik agar anak-anak tak terus-terusan main gawai dengan memperbanyak bangunan taman bermain yang aman dan ramah anak alias Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA).
RBBRA tersebut, kini tersebar di sejumlah titik kota dan dirancang sebagai tempat interaksi sosial yang sehat sekaligus edukatif bagi anak-anak.
“Di situ anak-anak bisa bermain bersama, belajar, bersosialisasi, dan yang terpenting, mereka bisa melepas gawainya untuk sementara waktu,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan, Heria Prisni, Jumat 6 Juni 2025.
Ia menjelaskan bahwa RBRA bukan hanya soal ayunan dan perosotan, tapi juga jadi ruang belajar nilai-nilai sosial yang dibutuhkan anak sejak dini.
Saat ini, Balikpapan sudah memiliki empat RBRA, masing-masing di Taman Bekapai, taman Jalan Wiluyo Puspo Yudho, Taman Tiga Generasi, dan halaman Masjid Madinatul Iman di Balikpapan Islamic Center.
Heria menyebut pembangunan RBRA merupakan salah satu strategi mempertahankan predikat Kota Layak Anak (KLA) kategori Utama. Kota ini dijadwalkan akan diverifikasi kembali oleh tim pusat pada 12 Juni mendatang.
“Targetnya, lima tahun ke depan setiap kelurahan punya RBRA. Jumlah kelurahan kita ada 34. Jadi akan kita bangun bertahap sesuai kemampuan anggaran,” ungkap Heria.
BACA JUGA:
Wawali Tegaskan Penataan Gudang Perlu Diatur Lewat Perda - ibukotakini.com
Ia juga menambahkan, pendekatan pembangunan RBRA turut dilakukan secara inklusif lintas agama.
Tahun ini, RBRA akan hadir di sekitar rumah ibadah umat Kristen, setelah sebelumnya dibangun di sekitar area umat Islam.
Dengan makin banyaknya RBRA, Heria berharap anak-anak Balikpapan bisa tumbuh sehat secara fisik dan mental, serta tidak lagi bergantung penuh pada layar gawai.
Di luar pembangunan taman, Pemkot juga menyusun berbagai aturan pendukung perlindungan anak.
Heria menyebut sejumlah perda dan regulasi pendukung telah selesai dibentuk sebagai bagian dari pemenuhan indikator Kota Layak Anak.
Menariknya, laporan kekerasan terhadap anak justru meningkat. Tapi menurut Heria, itu bukan hal buruk.
“Justru itu tandanya masyarakat sudah lebih sadar dan berani melapor. Artinya sistem perlindungan anak kita jalan,” ujarnya.
Semua laporan yang masuk, lanjut Heria, telah ditangani oleh pihaknya bersama unit dan lembaga terkait.
“Fasilitas aman, edukatif, ditambah perlindungan hukum yang jalan. Itu semua kita siapkan agar anak-anak kita tumbuh dengan baik dan seimbang,” pungkasnya. ***