
Bappebti Perkuat SRG dan PLK, Transaksi Melonjak
- Harapkan perdagangan komoditas di Indonesia makin berkembang
Ekbis
IBUKOTAKINI.COM – Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) terus mengoptimalkan peran Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditas (PLK) guna mendukung pembangunan ekonomi daerah.
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Bappebti, PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), dan PT Bank Pembangunan Daerah (BPD), Jumat (7/3/2025) di Jakarta.
Kepala Bappebti Tirta Karma Senjaya menegaskan bahwa kerja sama ini bertujuan memperluas implementasi SRG dan PLK, yang memiliki potensi besar dalam sektor komoditas.
“MoU ini bukan sekadar formalitas administratif, tetapi menjadi komitmen nyata dalam memperkuat ekosistem SRG dan PLK. Diharapkan, langkah ini juga dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia,” ujar Tirta.
BACA JUGA:
Ini Alasan Pemerintah Perkuat Sistem Resi Gudang, Semua Dapat Manfaat
SRG dan PLK menjadi dua instrumen perdagangan penting di bawah pengawasan Bappebti.
SRG berperan sebagai sarana penyimpanan komoditas saat harga berfluktuasi, memungkinkan petani dan pelaku usaha menjual produk mereka di saat harga terbaik.
Sementara itu, PLK membantu menciptakan efisiensi rantai perdagangan dan transparansi harga.
Data Bappebti menunjukkan peningkatan signifikan pada transaksi PLK dalam tiga tahun terakhir.
Pada 2022, total transaksi PLK tercatat sebesar Rp642,2 juta, kemudian melonjak menjadi Rp3,629 miliar pada 2023, dan mencapai Rp11,79 miliar pada 2024. Komoditas yang ditransaksikan antara lain lada, kopi, jahe, mocaf, dan beras.
Sementara itu, implementasi SRG di Provinsi Lampung didukung oleh tujuh gudang milik Kementerian Perdagangan yang tersebar di enam kabupaten, serta dua gudang swasta di Bandar Lampung dan Metro.
BACA JUGA:
Tiga Tips Untuk Hindari Modus Penipuan Scamming dengan File .Apk
Hingga 2024, total transaksi SRG di provinsi ini mencapai Rp27,01 miliar dengan total pembiayaan Rp3,92 miliar.
Direktur Utama PT KBI Budi Susanto menegaskan bahwa pihaknya akan meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait manfaat SRG dan PLK.
“PT KBI akan memperkuat kolaborasi dengan Bappebti serta berbagai pemangku kepentingan lainnya. Peran PT KBI sebagai pusat registrasi SRG juga akan ditingkatkan melalui kerja sama dengan lembaga perbankan,” ujarnya.
Dengan optimalisasi SRG dan PLK, diharapkan perdagangan komoditas di Indonesia semakin berkembang, memberikan keuntungan bagi petani, pelaku usaha, serta meningkatkan daya saing produk lokal di pasar ekspor. ***