Pelabuhan Semayang Balikpapan Foto: Ibukotakini.com
Bisnis

Barang Impor Terbanyak, Masuk dari Pelabuhan Balikpapan

  • IBUKOTAKINI.COM - Barang-barang impor migas dan nonmigas yang masuk ke Kalimantan Timur (Kaltim)  pada tahun 2021 dibongkar melalui 8  pelabuhan yang
Bisnis
Redaksi

Redaksi

Author

IBUKOTAKINI.COM - Pelabuhan Balikpapan menjadi pintu utama masukknya barang-barang impor migas dan nonmigas di Kalimantan Timur (Kaltim)  sepanjang tahun 2021. Merujuk data Badan Pusat Statistik atau BPS Kaltim, Balikpapan berkontribusi sebesar 59,30 persen total nilai barang impor di Benua Etam. 

Sampai saat ini ada 8 pelabuhan di Kaltim yang melayani kegiatan ekspor-impor. Selain Balikpapan, ada Samarinda, Tanjung Bara (Kutai Timur), Tanjung Redeb (Berau), Tanjung Laut (Bontang), dan lain sebagainya.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Yusniar Juliana, salah satu keunggulan Balikpapan ialah pusat kegiatan ekonomi serta lokasi perekonomian yang dekat dengan laut. 

“Itu yang membuat pelabuhan Balikpapan menjadi tujuan utama bongkar muat barang impor,” kata Yusniar.

Sebagai catatan, selama 2021, impor di Kaltim senilai USD1,97 miliar atau sebesar 2,59 juta ton dibongkar di pelabuhan Balikpapan. Jumlah itu setara dengan kontribusi 59,30 persen terhadap nilai total impor Kaltim. atau sebesar 73,21 persen terhadap berat total impor Kaltim.

BACA JUGA:

BPS Kaltim juga mencatat, pelabuhan bongkar kedua yang memiliki nilai impor tebesar adalah pelabuhan Kariangau. Pelabuhan yang masih terletak di Kota Balikpapan tersebut membongkar barang impor dengan nilai USD 0,57 miliar (17,08 persen) atau sebanyak 0,06 juta ton (1,97 persen).

“Sedangkan pelabuhan udara Sepinggan menjadi pelabuhan bongkar dengan nilai terbesar berikutnya. Nilai Impor yang mencapai USD 0,38 milyar berkontribusi 11,38 persen. Volume barang yang dibongkar mencapai 0,21 juta ton (6 persen),” pungkas Yusniar.

Besarnya peran Balikpapan dalam menerima komoditi impor, juga tak terlepas dari keberadaan kilang minyak Pertamina di Balikpapan, dimana sepanjang tahun menerima minyak mentah impor untuk diproses jadi bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan, termasuk untuk wilayah timur Indonesia.