
Belajar dari Dunia: Inilah Negara-Negara Sistem Pengelolaan Sampah Terbaik
- Warga Swedia secara konsisten memisahkan sisa makanan, plastik, kaca, logam, hingga baterai untuk didaur ulang.
Tren
IBUKOTAKINI.COM - Persoalan sampah bukan sekadar urusan kebersihan, melainkan isu strategis yang berdampak pada kualitas hidup, kesehatan masyarakat, hingga kelestarian lingkungan. Penanganan yang tidak optimal dapat berujung pada banjir, pencemaran, dan memburuknya estetika kota.
Mengacu pada data disperkimta.bulelengkab.go.id, buruknya manajemen sampah bisa menurunkan derajat hidup masyarakat dan bahkan meningkatkan risiko bencana lingkungan. Oleh karena itu, belajar dari negara-negara yang sukses mengelola limbah menjadi sebuah keniscayaan.
Berikut ini lima negara yang sukses membangun sistem pengelolaan sampah yang efisien, inovatif, dan berkelanjutan:
1. Swedia: Sampah Jadi Energi
Swedia menjadikan limbah sebagai sumber daya, bukan beban. Dengan regulasi ketat dan budaya memilah sampah yang tertanam kuat di masyarakat, negara Skandinavia ini sukses mengolah sampah rumah tangga menjadi energi.
Warga Swedia secara konsisten memisahkan sisa makanan, plastik, kaca, logam, hingga baterai untuk didaur ulang. Hasilnya, sebagian besar sampah dimusnahkan melalui fasilitas waste-to-energy, yang menghasilkan listrik sekaligus sistem pemanas air kota. Tak heran, Swedia kini menjadi pionir pengelolaan limbah berkelanjutan di Eropa.
BACA JUGA:
TPAS Manggar Bakal Disulap Jadi Pusat Energi Terbarukan - ibukotakini.com
2. Singapura: Kota Pintar yang Ramah Lingkungan
Di tengah padatnya penduduk dan keterbatasan lahan, Singapura justru tampil sebagai pelopor pengelolaan limbah berbasis teknologi. Mengusung prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), negara kota ini menerapkan sistem pengangkutan sampah pneumatik di kawasan permukiman mengalirkan limbah melalui pipa bawah tanah menuju pusat pengolahan.
Singapura juga memanfaatkan teknologi sensor pintar pada tempat sampah, serta fasilitas incinerator canggih yang mengubah limbah menjadi energi listrik. Dengan target ambisius mengurangi volume sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Singapura telah membuktikan bahwa modernisasi dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan.
3. Jepang: Disiplin Tinggi, Sampah Terkendali
Jepang dikenal dengan budaya disiplin, termasuk dalam mengelola sampah. Negara ini membagi limbah ke dalam tiga kategori: bisa dibakar, tidak bisa dibakar, dan dapat didaur ulang. Warga terbiasa membawa pulang sampah mereka jika tidak menemukan tempat sampah di ruang publik.
Setiap wilayah di Jepang memiliki aturan tersendiri dalam penjadwalan dan pemilahan sampah. Bahkan, untuk limbah besar seperti perabot rumah tangga, proses penanganannya diatur dengan sistem terjadwal dan prosedur khusus. Tingginya kesadaran warga terhadap isu lingkungan menjadi pondasi kokoh sistem pengelolaan sampah di Negeri Sakura.
BACA JUGA:
Menteri LH: TPAS Manggar Bisa Jadi Percontohan - ibukotakini.com
4. Taiwan: Kolaborasi 4-in-1
Taiwan menawarkan pendekatan kolaboratif lewat Program Daur Ulang 4-in-1, yang melibatkan rumah tangga, pemerintah daerah, perusahaan limbah, dan lembaga dana daur ulang. Program yang dimulai sejak 1997 ini membentuk ekosistem daur ulang yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Warga diwajibkan memilah sampah secara mandiri, lalu disalurkan kepada perusahaan pengelola yang bekerja sama dengan pemerintah. Selain menjamin pengumpulan yang tepat, sistem ini juga memberikan insentif untuk mendorong partisipasi masyarakat secara aktif.
5. Belanda: Zero Waste dengan Urutan Prioritas
Belanda mengambil pendekatan holistik yang menempatkan pengurangan, penggunaan ulang, dan daur ulang sebagai prioritas utama dikenal sebagai waste hierarchy atau ‘urutan preferensi’.
Jika semua opsi tersebut tidak memungkinkan, barulah limbah dibuang ke TPA. Namun sebagian besar limbah dimanfaatkan melalui teknologi pemulihan energi, termasuk penyortiran material yang canggih. Dengan peraturan tegas dan kesadaran masyarakat yang tinggi, Belanda menjelma sebagai negara dengan sistem pengelolaan sampah yang efisien dan ramah lingkungan. ***