Bidik Keluarga Rentan, Pemkot Balikpapan Salurkan Cadangan Pangan
Balikpapan

Bidik Keluarga Rentan, Pemkot Balikpapan Salurkan Cadangan Pangan

  • Paket protein menyasar 192 KK yang memiliki anggota keluarga berisiko stunting
Balikpapan
Ambarwati

Ambarwati

Author

IBUKOTAKINI.COM - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) kembali menyalurkan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) untuk masyarakat rentan. Program ini menjadi langkah strategis menjaga ketahanan pangan sekaligus menekan risiko stunting di kota ini.

Kepala DKP3 Balikpapan, Sri Wahyuningsih, menyebut penyaluran terbagi dua skema utama. Yaitu bantuan beras dan bantuan paket protein. Bantuan beras ditujukan bagi 938 kepala keluarga (KK) di lima kelurahan prioritas, mengacu pada peta kerentanan pangan dan data kemiskinan dari Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) 2024.

“Data penerima benar-benar hasil penggabungan dua sumber, sehingga tepat sasaran. Penyaluran beras dilakukan empat kali setahun, tahap pertama sudah berjalan Juli lalu,” katanya, Jumat (8/8/2025).

Sementara paket protein menyasar 192 KK yang memiliki anggota keluarga berisiko stunting, bukan yang sudah mengalami stunting. Paket berisi daging ayam segar dan 10 butir telur, disalurkan selama tiga bulan berturut-turut, yakni Juli, Agustus, dan September.

“Ini fokus pencegahan. Data penerima kami ambil dari BKKBN melalui DP3AKB Balikpapan, mencakup 34 kelurahan,” jelasnya.

BACA JUGA:

PTMB Perluas Layanan Air Limbah, Targetkan Sanitasi Aman di Balikpapan - ibukotakini.com

Bantuan beras hanya difokuskan pada lima kelurahan prioritas, sementara paket protein menjangkau seluruh kelurahan. Menurut Yuyun, CPPD bukan sekadar bantuan sosial, tapi instrumen strategis memperbaiki gizi keluarga rentan.

“Dengan kombinasi karbohidrat dari beras dan protein hewani dari ayam serta telur, kami berharap tercipta gizi seimbang yang mendukung kesehatan anak dan ibu hamil. Ini komitmen jangka panjang membangun generasi sehat dan produktif,” tegasnya.

Program ini sejalan dengan target nasional menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024. 

“Harapan kesenjangan akses pangan dapat berkurang, risiko stunting turun, dan daya tahan masyarakat terhadap gejolak harga pangan semakin kuat,” tutupnya. ***