Bisnis Air Baku Metode Pipanisasi dari Sungai Mahakam Cukup Menjanjikan
- IBUKOTAKINI.COM - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kaltim melihat potensi pengembangan dan pemanfaatan sumber daya air di Kalimantan Timur cukup menjanjikan.A
Kabar Ibu Kota
BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kaltim menilai potensi pengembangan dan pemanfaatan sumber daya air di Kalimantan Timur cukup menjanjikan.
Apalagi, Kaltim memiliki Sungai Mahakam, yang mana volume airnya melimpah ruah dan dapat didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat Kaltim.
Dayang Donna Faroek Ketua Umum KADIN Kaltim mengatakan pemanfaatan air ini bisa dilakukan dengan metode pipanisasi dari Sungai Mahakam.
"Ketersediaan air di Balikpapan dan Penajam contohnya, hanya mengandalkan bendungan," ungkapnya ketika ditemui tengah mendampingi KADIN Indonesia dan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI dalam mensosialisasikan Multi Usaha Kehutanan di Hotel Platinum Balikpapan, Jumat (17/3/2023).
BACA JUGA:
- https://ibukotakini.com/read/kadin-dorong-pelaku-usaha-pemegang-pbph-optimalkan-hasil-hutan
- https://ibukotakini.com/read/sosialisasi-multi-usaha-kehutanan-klhk-ri-sebut-pertimbangkan-keberlanjutan-pemanfaatan-hutan
Pemanfaatan sumber daya air menjadi salah satu bidang multi usaha kehutanan yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat. Hal ini berkaitan dengan fungsi hutan sebagai daerah serapan air.
Apalagi, dengan adanya pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim ini akan diiringi dengan pemindahan penduduk pendatang yang cukup banyak dan tentunya membutuhkan air baku yang juga lebih banyak dari sebelumnya.
"Tidak bisa hanya mengandalkan bendungan, karena curah hujan kita juga kan tidak seperti di Pulau Jawa," katanya.
Ia menyebut, pada zaman pemerintahan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak juga pernah dilakukan penelitian yang membahas metode pipanisasi untuk dapat memenuhi kebutuhan air baku di Kaltim.
"Itu air baku, belum diolah. Karena, yang bisa menjual air bersih itu kan PDAM atau perusahaan negara/daerah. Itu nanti tugas perusahaan daerah atau negara untuk mengolahnya, kita menyediakan air bakunya," sebut wanita yang akrab disapa Donna ini.
KADIN Kaltim menyarankan hal ini kepada para pelaku usaha, karena memang program atau metode ini bisa menjadi bisnis dan industri yang sangat potensial dan menjanjikan.
"Kalau dari sumbernya Sungai Mahakam sampai ke IKN (dengan pipanisasi) ini (jalur pipa dibutuhkan) sekitar 150 kilometer," terangnya.
"Volume airnya tidak perlu dikhawatirkan dan dipastikan tidak akan habis serta juga bisa menghidupi Penajam Paser Utara (PPU) dan sekitarnya, seperti Balikpapan, Paser dan lain-lain," tambahnya.
Meskipun, ia tak menampik investasi untuk bisnis ini memang tidak murah. Tetapi, memang cukup menjanjikan dan juga akan mendukung keberlangsungan hidup orang banyak. Mengingat, air adalah kebutuhan dasar manusia.
"Memang investasinya besar. Dulu pernah dihitung oleh pemerintahan sebelumnya, untuk dapat mengalirkan air dari Sungai Mahakam ke Balikpapan itu sekitar Rp 8 triliun," jelasnya.
Namun demikian, perlu ada kajian atau penelitian yang dilakukan kembali. Sebab, tentu sudah banyak perubahan dan perbedaan yang telah terjadi sejak pemerintahan sebelumnya (Gubernur Awang Faroek).
Jika hasil penelitian dan kajian yang dilakukan ini valid dan dapat dilakukan ke depannya. Walaupun investasi yang diperlukan nilainya cukup besar, masyarakat Kaltim bisa bernapas lega dan tak perlu khawatir akan kekurangan ketersediaan air baku di Benua Etam.
"Masyarakat bisa tenang, berapapun jumlah penduduk yang akan pindah ke IKN nanti tidak perlu khawatir akan ketersediaan air bakunya," tutupnya. ###