Ilustrasi UMKM sedang produksi
Advertorial

Buat Produk Sesuai Kebutuhan Pasar, Bukan Selera Pembuat

  •   IBUKOTAKINI.COM – Sebanyak 24 pelaku industri kecil dan menengah (IKM) Kota Balikpapan mengikuti pelatihan teknis produksi dan standarisasi produk.
Advertorial
Redaksi

Redaksi

Author

IBUKOTAKINI.COM – Sebanyak 24 pelaku industri kecil dan menengah (IKM) Kota Balikpapan mengikuti Pelatihan Teknis Produksi dan Standarisasi Produk. Kegiatan yang berlangsung di Sentra Industri Kecil Teritip, Balikpapan Timur bertujuan agar pelaku IKM mampu melakukan produksi sesuai standar. 

Dengan begitu, pelaku IKM mampu memenuhi permintaan  negara-negara tujuan ekspor. Pelatihan Manajemen Bisnis IKN dan Sentra Industri diampu oleh instruktur dari PT Coach Farid Colleague Balikpapan. 

Menurut Erryza Susilo SS, pelaku IKM di Kota Balikpapan memiliki potensi sangat besar untuk berkembang. Hal ini karena bahan baku produk olahan sangat berlimpah, di sisi lain, sejumlah negara sangat berminat terhadap produk dengan bahan baku yang tersedia di Balikpapan. 

“Produk yang saya maksud ialah olahan dari bahan baku nanas,” kata Erryza Susilo. Nanas yang banyak tersedia di Balikpapan memiliki produk olahan yang sangat beragam. IKM di Balikpapan sendiri  mampu mengolah nanas menjadi enam hingga tujuh produk turunan. “Kalau selama ini kita lebih banyak melihat nanas sebagai manisan, keripik, atau selai, ada juga puding, dodol, sirup nanas, dan masih banyak yang lainnya,” kata Erryza. 

Dalam pelatihan itu, para pelaku IKM dibekali pengetahuan mengenai standar pengolahan, pengemasan, sampai penyimpanan agar produk yang dipasarkan awet. 

Erryza Susilo (kanan) melakukan supervisi tata cara pengolahan produk berbahan nanas. 

“Kebanyakan memang IKM kita memproduksi makanan basah, sehingga tidak memiliki ketahanan yang lama. Di sini kami beri pengetahuan agar memproduksi olahan yang bisa tahan lama, sehingga dapat memenuhi permintaan luar negeri,” imbuhnya. 

Erryza mengatakan, salah satu negara yang memiliki potensi besar terhadap olahan nanas ialah Belanda. “Kebutuhan nanas di Belanda sangat tinggi, sementara negara-negara Eropa hanya mampu mensuplai kebutuhan mereka sangat kecil,” jelasnya. 

Erryza mengakui sumber alam untuk nanas sangat bagus dan potensinya masih besar.Tetapi sampai saat ini teknik pengolahan belum berstandar, sehingga belum dalam menyesuaikan dengan permintaan.

Salah satu produk olahan nanas yang diburu Eropa ialah selai nanas. Erryza menyebut ada perbedaan dalam mengolah selai nanas antara IKM di Indonesia pada umumnya, dengan masyarakat Belanda. 

“Kita perlu standarkan, misalnya kalau di Jawa, pembuatan selai menggunakan bahan kayu manis dan cengkeh. Sementara di Balikpapan, pelaku IKM masih suka pakai gula merah, ada juga gula putih. Jadi selera masing-masing produsen berbeda,” ucapnya.

Karena itu, menurut Erryza, untuk melakukan ekspor, tidak boleh melihat selera kita, tapi harus melakukan studi pasar, apa yang mereka butuhkan dan sukai.

“Jadi sebelum produksi banyak,perlu semacam analisis pasar tentang kebutuhan produk target seperti apa sih?” ujarnya.  ###