Budaya Tempe Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO
Ekbis

Budaya Tempe Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

  • Budaya Tempe merupakan pengetahuan dan teknologi tradisional nenek moyang bangsa Indonesia untuk menyediakan bahan makanan yang kaya nutrisi dan manfaat lainnya.
Ekbis
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

BALIKPAPAN - Budaya Tempe telah resmi diajukan oleh komunitas melalui Kemendikbudristek ke Sekretariat UNESCO untuk masuk dalam kategori Representative List of Intangible Cultural Heritage of humanity atau Daftar Representative Warisan Budaya Takbenda untuk kemanusiaan, pada akhir maret lalu, untuk diproses lebih lanjut. 

“Setelah melalui beberapa tahap finalisasi dengan para inisiator termasuk Forum Tempe Indonesia, Alhamdulillah akhir Maret yang lalu seluruh dokumen telah kami ajukan ke UNESCO. Dan tinggal menunggu untuk dibahas oleh Sekretariat Konvensi 2003 UNESCO. Kami optimis Budaya Tempe ini akan menambah daftar warisan budaya takbenda dari Indonesia yang ada di UNESCO. Kita berdoa semoga dengan masuknya Budaya Tempe dalam daftar UNESCO ini dapat terus memberikan manfaat bukan hanya bagi masyarakat Indonesia tapi dunia,” ungkap Judi Wajudin, S.S., M. Hum, Direktur Pelindungan Kebudayaan – Direktorat Jendral Kebudayaan Kemendikburistek. 

Terkait pengajuan tersebut Forum Tempe Indonesia sebagai salah satu tim inisiator berharap seluruh dukungan masyarakat agar Tempe terus lestari dan semakin mendunia. Tentunya akan menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia jika pada saatnya nanti Dunia mengakui Tempe sebagai Superfood dan Plant Base Food yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. 

“Tempe saat ini, menurut data yang kami miliki sudah bisa ditemukan dan dikonsumsi di 27 negara. Dengan berbagai cara baik melalui diaspora masyarakat kita juga dengan hasil berbagai penilitian di dunia yang mengungkap berbagai manfaat kesehatan yang dihasilkan dari proses fermentasi kedelai menjadi Tempe. Apalagi trend vegetarian/vegan semakin populer bersamaan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dunia terhadap pangan yang sehat,” terang Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS, Pembina Forum Tempe Indonesia.

BACA JUGA:

Sejatinya tidak diketahui pasti siapa dan bagaimana awal mula Tempe ditemukan oleh para leluhur kita dahulu. Satu-satunya bukti bahwa Tempe telah dikonsumsi masyarakat Jawa sejak beberapa abad yang lalu adalah yang termaktub dalam Serat Centhini. Bahwa Tempe telah menjadi hidangan masyarakat Jawa dan merupakan bagian dari berbagai ritual masyarakat di abad ke 16. 

Itulah bukti otentik yang bisa menggambarkan bahwa Tempe adalah panganan fermentasi yang telah menjadi budaya kuliner sejak sebelum Serat Centhini ditulis. Berdasarkan bukti-bukti tersebut maka sejak tahun 2014 Forum Tempe Indonesia bersama dengan berbagai Lembaga terkait Tempe melakukan inisiasi untuk lebih memperkenalkan tempe kepada dunia. 

Budaya Tempe merupakan pengetahuan dan teknologi tradisional nenek moyang bangsa Indonesia untuk menyediakan bahan makanan yang kaya nutrisi dan manfaat lainnya. Proses dimulai dengan berbagai penelitian dan sejumlah dukungan tertulis khususnya dari Dinas Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah akhirnya inisiator berhasil mendaftarkan Tempe Jawa Tengah sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dengan nomor registrasi 201700525 di Kemendikbudristek pada tahun 2017. 

Dan upaya pelestariannya terus bergulir hingga hari ini. Tempe memang bukan hanya sekadar panganan yang terjangkau yang sangat lekat dengan masyarkat kita, namun juga kaya manfaat bagi tubuh dan kita semua berkepentingan untuk menjaga dan melestarikan warisan nenek moyang Bangsa Indonesia ini. 

“Tanggal 6 Juni telah disepakati oleh stakeholder terkait Tempe untuk dijadikan sebagai Hari Tempe Nasional, walaupun secara resmi Pemerintah belum menetapkan secara formal, namun kami para pecinta Tempe dan pengrajin sudah sejak beberapa tahun lalu telah menjadikan tanggal 6 Juni sebagai Hari Tempe Nasional. Penting untuk sekali dalam setahun kita merayakan momen bersama untuk mengapresiasi nenek moyang bangsa kita yang telah mewariskan Tempe sebagai pangan yang kaya manfaat gizi dan memiliki kandungan protein setara dengan protein hewani,” terang Dr. Muslimatun M. Sc, Ketua Forum Tempe Indonesia. 

Tahun ini Puncak Perayaan Hari Tempe Nasional digelar di Kota Balikpapan tepat pada tanggal 6 Juni 2024 nanti. Perayaan akan dipusatkan di Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) dimana di area tersebut terdapat lebih dari seratus perajin tempe dan tahu. ***