dr. Andi Sri Juliarty
Daerah

Cara Dinkes Balikpapan Tekan Kasus DBD, Salah Satunya Galakkan kelambu Air

  • BALIKPAPAN - Di Kota Balikpapan, kasus terkonfirmasi Demam Berdarah (DBD) pada Januari 2024 tidak ada kenaikan angka.Kepala Dinas Ke
Daerah
Niken Sulastri

Niken Sulastri

Author

BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM - Di Kota Balikpapan, kasus terkonfirmasi Demam Berdarah (DBD) pada Januari 2024 tidak ada kenaikan angka.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, dr Andi Sri Juliarty mengatakan tahun 2024 kasus DBD belum ada peningkatan, apabila dibandingkan pada tahun sebelumnya.

Walaupun memang, diakhir tahun 2023, kasus DBD mengalami kenaikan tetapi kasus kematian akibat DBD mengalami penurunan. "Tahun 2022 itu kita (angka) kematian 7. Tahun 2023 (angka) kematian turun menjadi 4 kasus," jelasnya kepada media, pada hari ini Rabu (24/1/2024) di Kantor DKK Balikpapan.

Dio panggilan akrabnya mengatakan jika tahun 2023 kasus DBD mengalami kenaikan sebanyak 2.195 kasus. Jika dibandingkan tahun 2022 berjumlah 1.897 kasus.

Hingga saat ini, kasus terkonfirmasi DBD pada bulan Januari 2024 mencapai 28 kasus. "Alhamdulillah, dari 28 kasus semua bisa ditangani dengan baik dan tidak ada kematian," ucapnya.

Untuk mengantisipasi kasus DBD, Pemerintah Kota Balikpapan melalui DKK melakukan berbagai upaya diantaranya dengan memberikan Abate, kelambu air, termasuk vaksin DBD.

"Vaksin DBD merupakan satu inovasi untuk pencegahan dan penanggulangan kasus DBD, yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Jadi di Balikpapan pengadaan vaksinnya dari APBD Provinsi. Kita mendapat droping dan ditetapkan berdasarkan SK Gubernur sebagai daerah pilot project penerapan vaksin DBD," terangnya.

BACA JUGA:

Ini memang baru yang pertama di Indonesia, vaksin yang diberikan secara gratis oleh pemerintah. Pemerintah Kota Balikpapan menerima 9.800 dosis vaksin DBD yang tahapannya itu dimulai sebenarnya sejak bulan Juni 2023. 

"Itu mulai pembicaraan analisis kajian-kajiannya sampai di launching oleh Bapak Pj Gubernur pada tanggal 12 November kemarin," ujarnya.

Dengan 9.800 dosis vaksin, tentunya ini tidak cukup untuk semua orang di Balikpapan, sehingga pihaknya harus benar-benar mengkaji supaya vaksin ini tepat sasaran. 

"Kita melihat pada usia mana sih DBD ini banyak terjadi di Balikpapan, ternyata yang tertinggi di usia 5 sampai 14 tahun. Kasus yang tertinggi di kecamatan mana. Ternyata ada pergeseran sejak 3 tahun lalu, trend DBD di wilayah Kecamatan Balikpapan Utara dan yang kedua terbanyak adalah di wilayah Kecamatan Balikpapan Tengah," pungkas Andi Sri Juliarty. (***)