
Cegah Baby Boom Usai WFH, BKKBN Aktifkan Seluruh Penyuluh
BKKBN Kaltim juga bentuk pusat pengaduan
Komunitas Kita
IBUKOTAKINI.COM – Selama masa pandemi Covid-19, sebagian besar masyarakat Indonesia menghabiskan waktu di rumah. Maka tak heran jika muncul anekdot “negatif corona, tapi istri yang positif”. Guyonan ini mendapat perhatian Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim, Muhammad Edi Muin.
Dalam pertemuannya dengan Gubernur Kaltim, Isran Noor, Edi Muin mengatakan isu-isu strategis termasuk Covid-19 akan ditingkatkan. Apalagi akses pelayanan kesehatan masyarakat sangat terbatas karena pemberlakuan physical distancing, harus berdiam di rumah, bekerja di rumah dan beribadah di rumah.
Keterbatasan akses tersebut, lanjut Edi Muin, harus disikapi dengan bijak. Salah satu yang akan dilakukan adalah mengaktifkan seluruh penyuluh KB pada tingkat terbawah. Artinya para penyuluh tersebut harus hadir di tengah masyarakat ketika masyarakat membutuhkan pelayanan KB.
“Termasuk yang kita jangkau sekarang adalah pemberian kontrasepsi ulangan untuk pil dan kondom. Tentunya ada kerja sama dengan bidan," tukas Edi Muin. Karena itu bagi pasangan usia subur yang menggunakan pil jangan sampai kehabisan. Sebab kalau pilnya habis dan kegiatannya masih aktif, tentun bisa positif (hamil).
"Mungkin Covid-19nya negatif, tetapi ibunya positif (hamil). Hal seperti ini yang harus kita jaga, jangan sampai pasca Covid-19 berdampak pada baby bom,” papar Muhammad Edi Muin. Dalam kesempatan tersebut Isran Noor berharap sinergi lintas sektor terus dilakukan untuk menyukseskan program keluarga berencana. Lebih-lebih di masa pandemi.
Bentuk Call Center
Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur langsung menginisiasi pembentukan Call Center KB untuk memberikan Pelayanan KIE Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan KB kepada masyarakat guna mencegah cegah putus pakai pemakaian kontrasepsi. Saat ini, terjadi penurunan capaian Peserta KB baik di Provinsi Kalimantan Timur maupun di Kalimantan Utara karena penyuluhan, penggerakan, dan sosialisasi yang dilakukan Penyuluh KB, PLKB, dan juga kader-kader intensitasnya menurun, akibat kebijakan menjaga jarak dengan physical dan social distancing.
Bukan itu saja, Pandemi Covid-19 juga berimbas pada penurunan aktivitas dalam kelompok kegiatan (BKB, BKR, BKL, PIK Remaja, dan UPPKS) serta penurunan mekanisme operasional di lini lapangan, termasuk di Kampung KB, Pertemuan Pokja dan Pemantauan oleh OPD-KB tidak bisa optimal. "Hal ini bukan tanpa alasan, tentu banyak para akseptor KB yang merasa takut ketika hendak mengakses pelayanan KB di masa pandemi Covid-19 ini,” jelas Edi Muin.
Pembentukan Call Center KB yang bekerjasama dengan IBI Provinsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara ini adalah salah satu senjata kami. “Call Center KB diharapkan mampu memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat yang membutuhkan. KIE Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan KB tetap berjalan dengan memperhatikan protokol-protokol pencegahan Covid-19. Jadi masyarakat tidak perlu kuatir, kami dari provinsi hingga ke kabupaten/kota, tenaga lini lapangan, bidan, dan petugas Pelayanan KB di fasilitas kesehatan kabupaten/kota hingga ke kecamatan siap membantu masyarakat”, tegas Edi Muin.