
Cek Kesehatan Gratis Masuk Sekolah, Siswa Balikpapan Wajib Skrining
- Program ini merupakan bagian dari deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) di kalangan anak usia sekolah baik tingkat SD hingga SMK/SMA
Balikpapan
IBUKOTAKINI.COM - Cek Kesehatan Gratis (CKG) atau Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) merupakan program win-win solution yang di gagas oleh Pemerintah Pusat untuk memastikan warganya bebas dari penyakit.
Program itu semula menyasar untuk warga yang berulang tahun, ibaratnya menjadi sebuah kado buat mereka yang berulang tahun dengan melakukan pemeriksaan di Puskesmas secara gratis.
Namun kini program itu memasuki babak baru, program tersebut tidak lagi hanya untuk yang berulang tahun, namun untuk semua kalangan bahkan menyesar ke para generasi penerus bangsa, pemeriksaan bahkan dilakukan dengan sistem jemput bola ke sekolah-sekolah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, dr. Alwiati, mengatakan bahwa program ini merupakan bagian dari deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) di kalangan anak usia sekolah baik tingkat SD hingga SMK/SMA yang dimulai sejak 4 Agustus kemarin.
“Target pemerintah adalah memastikan seluruh anak dalam kondisi sehat. Kalau ditemukan gangguan kesehatan, langsung kita tindak lanjuti, baik ke puskesmas maupun ke rumah sakit,” ujar Alwi, Selasa 5 Agustus 2025.
BACA JUGA:
https://ibukotakini.com/read/cek-kesehatan-gratis-diserbu-warga-pemeriksaan-mata-paling-favorit
Pemeriksaan dilakukan langsung oleh tim dari puskesmas yang datang ke sekolah. Pemeriksaan mencakup tekanan darah, gula darah, serta skrining faktor risiko seperti kebiasaan merokok, terutama pada pelajar tingkat SMA.
“Sasaran kita semua siswa, tidak lagi berdasarkan tanggal lahir seperti sebelumnya. Jadi semua wajib diperiksa, kita hemput bila ke sekolah," jelasnya.
Selain pemeriksaan fisik, siswa juga diminta mengisi lembar skrining perilaku hidup sehat, termasuk apakah mereka memiliki kebiasaan merokok atau gejala-gejala penyakit tertentu.
Menurut Alwiati, pelaksanaan dilakukan secara bertahap karena mempertimbangkan ketersediaan tenaga di puskesmas yang juga tetap harus melayani pasien reguler.
“Tenaga kesehatan kita terbatas, jadi memang tidak bisa serentak semua. Tapi semua sekolah akan kita datangi, kita sudah buat penjadwalan,” ujarnya.
Untuk mendukung pelaksanaan, Kementerian Kesehatan RI telah mengirimkan bahan habis pakai seperti alat tes dan logistik medis lainnya. Dinas Kesehatan juga melakukan pemantauan dan pendampingan langsung ke lapangan, memastikan pelaksanaan berjalan lancar.
“Kalau adik-adik mau lihat langsung, beberapa sekolah sudah mulai. Kami sudah bagikan daftar sekolah mana saja yang sudah dilakukan pemeriksaan,” urainya.
Terkait hasil pemeriksaan, Alwiati mengatakan saat ini belum bisa menyampaikan angka karena data masih dalam proses rekap dan input ke sistem aplikasi nasional. Namun, hasil tersebut akan digunakan untuk menentukan tindak lanjut.
“Misalnya kalau ditemukan anemia atau gula darah tinggi, akan ada pembinaan lanjutan. Kalau perlu pengobatan, kita rujuk ke puskesmas, dan bila perlu, ke rumah sakit,” jelasnya.
Program ini menjadi bagian dari komitmen nasional menuju Indonesia Emas 2045, dengan misi menyiapkan generasi muda yang sehat, produktif, dan bebas penyakit kronis sejak usia dini.
“Kalau kita mau menuju Indonesia Emas, ya generasinya harus sehat dulu. Karena itu penting untuk melakukan skrining sejak sekolah,” pungkasnya. ***
