
Ciptakan Kreasi Baru, Lomba Motif Batik Khas Balikpapan Digelar
- IBUKOTAKINI.COM – Untuk menciptakan pengrajin yang terus berkreasi secara mandiri. Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) bersama Dinas Koperasi UMKM dan
Bisnis
IBUKOTAKINI.COM – Untuk menciptakan pengrajin yang terus berkreasi secara mandiri. Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) bersama Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Kota Balikpapan menggelar lomba motif khas daerah. Lomba ini mengangkat tema kombinasi klubut.
Pasalnya, akibat pandemi Covid-19 kegiatan sempat vakum. Sehingga kini kegiatan kembali aktif pasca terpilih Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud dan kepengurusan juga baru.
Ketua Dekranasda Balikpapan, Nurlena Mas’ud belum lama ini dilantik. Dan Dekranasda Bersama instansi terkai mengembangkan kembali motif-motif batik khas Balikpapan. Agar khasanah dari motif Balikpapan lebih bervariasi dan berkembang.
“Salah satu yang dilakukan yakni pertama pelatihan, kedua pendampingan fasilitasi terkait dengan merk, ketiga lomba-lomba dan, keempat pemasaran,” jelas Kepala DKUMKMP Kota Balikpapan, Adwar Skenda Putra, Senin (21/2/2022).
Pria yang disapa Edo mengatakan bahwa salah satu dari beberapa kegiatan itu dilakukan sekarang yakni lomba motif batik khas Balikpapan. Kegiatan ini dirangkai juga dengan HUT ke-125 Kota Balikpapan.
“Harapannya tanggal 10 Februari kemarin kita sudah punya pemenang, cuma waktunya sangat mepet karena keputusan membuat lomba memang jatuh di Januari. Selain itu kita keterbatasan dengan pembiayaan, tapi apapun itu Ibu Ketua Deskranada tetap lomba ini dilaksanakan, hadiah-hadiah dari lomba ini secara pribadi yang dikeluarkan langsung oleh Ibu Ketua Dekranasda Balikpapan,” ungkap Edo.
- Bandara Internasional Akan Dibangun di IKN Nusantara - ibukotakini.com
- LLDIKTI Ajak Pekerja Migran Indonesia Tetap Kuliah - ibukotakini.com
- Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Satgas Pastikan Kebutuhan Oksigen Aman - ibukotakini.com
Di mana untuk pesertanya ada 10 orang, yang rata-rata pengrajin yang sudah membuat batik di Balikpapan dan hasil motifnya ada 20. Nantinya dari 20 motif ini akan diseleksi lagi menjadi enam motif dan dipilih lagi untuk juara 1, juara 2 dan juara 3.
“Juara 1,2,3 kita branding menjadi salah satu motif batik Kota Balikpapan dari Dekranasda Kota Balikpapan,” aku Edo.
“Sehingga paling tidak motif-motif ini menjadi seragam wajib di Balikpapan setiap ada kegiatan atau even yang sifatnya formalitas,” tambahnya.
Kedepan diharapkam setiap tahun akan ada motif baru yang akan dilombakan, tapi bisa saja nanti kalau sekarang ada motif tahun depan kita akan lebih pada promosinya.
“Jadi sertifikat Haki nya diusulkan, kemudian publikasi dan promosinya, tapi kalau teman-teman pengrajin tiap tahun berkreasi secara mandiri, dari lomba itu yang akan menjadi hak merek branding Pemkot Balikpapan,” imbuhnya.
Menurutnya, sampai saat ini branding merek Pemkot Balikpapan ada 15, yang memiliki sertifikat hak cipta dan kalau dalam lomba ini ada tambahan enam lagi, sehingga menjadi 21 yang sudah ada hak ciptanya.
“Jika dulu tema lomba dibebaskan dari sisi flora dan faunanya saja, tapi kalau sekarang ini Ketua Dekranasda pingin mengembangkan dengan motif klubut yang dikembangkan, karena kita punya ciri khas karakteristik tanaman di Balikpapan ada klubut, karamunting, mangrove,” terangnya.
Nantinya teman-teman pengrajin untuk mengembangkan dari motif klubut tersebut. Apalagi juri juga sudah menyampaikan terkait dengan motif ada karakteristik filosofi yang tidak bisa dilepaskan, walaupun ada beberapa masih kurang sempurna. Namun hal itu masih bisa dimaklumilah terutama di motif Kaltimnya, karena tetap tidak lepas dari motif Balikpapan.
Edo menambahkan lomba motif batik ini ada hubungan dalam hal peningkatan ekomoni masyarakat. Apabila mempunyai motif Balikpapan maka akan membuat produk kain batik Balikpapan, artinya ada pengrajin motif Balikpapan yang akan rajin membuat batik.
“Kemudian kalau semua diwajibkan berdasarkan perwali nomor 15 tahun 2016 tentang pemanfaatan penggunaan batik motif Balikpapan, maka setiap orang atau setiap ASN itu wajib punya motif Balikpapan. Dengan demikian, kalau ASN ada 6 ribu orang berarti 6 ribu pegawai itu semua miliki baju batik artinya akan tumbuh penjahit, orang yang buat motif batik, pedagang,” imbuhnya.
Ia mencatat jumlah pengrajin batik di Kota Balikpapan terdapat 10 pengrajin. Namun demikian, dalam pemasaran batik tentu ada kendalanya yakni pada pemasaran dan konsisten cinta produk lokal, sehingga pihaknya akan banyak lakukan publikasi terkait dengan batik Balikpapan ini supaya orang rajin pakai batik dulu.
“Pemasaran kita lebih banyak lakukan terutama yang digital, kita juga kerja sama dengan marketplace online salah satunya dengan Kantor Pelelangan Negara, sehingga membranding dan mempublikasikan prodak itu jadi satu keharusan bagi kami dan bagi pelaku UMKM,” tutupnya.