Dari Angkot ke Feeder Bacitra, Dishub Balikpapan Rancang Evolusi Transportasi Publik
Balikpapan

Dari Angkot ke Feeder Bacitra, Dishub Balikpapan Rancang Evolusi Transportasi Publik

  • Dishub Balikpapan Rancang Transformasi Angkot
Balikpapan
Muhammad S.J

Muhammad S.J

Author

IBUKOTAKINI.COM - Di tengah gempuran transportasi online dan bus perkotaan, nasib angkutan kota (angkot) di Balikpapan kian memprihatinkan. Armada yang dulu ramai melintas di setiap sudut kota kini makin jarang terlihat.

Kini, masa depan angkot Balikpapan berada di persimpangan, untuk itu Pemerintah kota (Pemkot) berupaya agar moda transportasi lama itu tidak hilang, melainkan berevolusi menjadi bagian dari sistem yang lebih tertata. 

Bila rencana ini berjalan, bukan mustahil angkot yang dulu menjadi ikon jalanan kota minyak akan kembali hidup  dengan wajah baru yang lebih modern dan terintegrasi.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan, M Fadli Pathurrahman, menyebut hasil pendataan terbaru menunjukkan hanya sekitar 315 unit angkot yang masih layak beroperasi. 

“Baik dari hasil uji KIR, kondisi kendaraan, atau kelayakan sopirnya, cuman tersisa 315 unit yang memenuhi syarat,” katanya, Minggu 12 Oktober 2025.

Padahal, beberapa tahun lalu, angkot masih menjadi urat nadi sarana transportasi warga kota minyak. Kini sebagian sopir memilih berhenti karena sepinya penumpang dan tingginya biaya operasional. 

BACA JUGA:

https://ibukotakini.com/read/pebalap-astra-honda-raih-tiga-podium-arrc-malaysia

Melihat kondisi itu, Dishub menyiapkan langkah penyelamatan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) itu kini tengah merancang skema baru agar angkot tetap hidup dalam wajah transportasi modern Balikpapan.

Dalam hal ini, kendaraan yang kerap disebut mobil tunjuk itu akan punya peran yang lebih spesifik, tidak lagi sekadar berebut penumpang di jalan.

"Nantinya sebagian angkot akan dialihfungsikan menjadi angkutan wisata yang melayani rute ke destinasi wisata," ungkapnya.

Selain itu, angkot juga ada yang disiapkan sebagai antar-jemput pelajar, dan sebagian lagi berperan mengangkut pedagang serta logistik pasar di waktu dini hari.

Lanjut Fadli, Dishub juga tengah merancang agar sebagian armada menjadi angkutan pengumpan (feeder) yang menghubungkan titik-titik wilayah dengan layanan Balikpapan City Trans (Bacitra). 

"Nanti untuk sistem pembayaran dibuat terintegrasi agar lebih praktis bagi penumpang," terangnya.

BACA JUGA:

https://ibukotakini.com/read/banyak-peluang-bisnis-kaltim-korea

Untuk mematangkan konsep itu, Dishub telah melakukan studi tiru ke Kota Solo, Jawa Tengah serta ke Ibu Kota Jakarta.

Menurut Fadli, di ibu kota, sistem JakLingko menjadi contoh transportasi terintegrasi yang memberi subsidi kepada pengemudi berdasarkan jarak tempuh, bukan jumlah penumpang.

Meski begitu, Fadli menegaskan bahwa tidak semua pola bisa diterapkan begitu saja di Balikpapan. 

“Kami harus menyesuaikan dengan karakter kota. Tidak bisa serta-merta menyalin konsep kota besar,” tegasnya.

Selain menyiapkan sistem baru, Dishub juga akan meningkatkan kapasitas sopir angkot melalui program sertifikasi pengemudi layak dan edukasi keselamatan. 

Program ini akan dilakukan setelah para sopir mendapat pemahaman menyeluruh tentang arah kebijakan transportasi kota.

Lebih lanjut, Fadli berharap rencana induk jaringan transportasi yang kini disusun dapat segera rampung agar pemerintah memiliki data akurat terkait kebutuhan moda transportasi, termasuk jumlah angkot, bus, dan transportasi online. 

Dengan data tersebut, Dishub bisa menyusun kebijakan yang seimbang, seperti pembatasan kuota transportasi daring agar tidak menekan moda konvensional.

“Kalau kuota maksimal misalnya 100 unit, dan sudah ada 80, maka tambahan hanya 20. Begitu juga untuk angkot. Yang tidak layak tidak akan dimasukkan dalam sistem, kecuali setelah memenuhi standar kelayakan,” tutupnya. ***