Warung rakyat menjadi salah satu sumber ekonomi masyarakat Indonesia, KemenkopUKM  bantah akan membatasi jam operasional mereka
Kabar Ibu Kota

Deflasi Kaltim Mulai Melandai

  • Deflasi Kaltim Mulai Melandai

Kabar Ibu Kota
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM -Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalimantan Timur September 2020 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,18% (mtm). Angka tersebut tidak sedalam bulan sebelumnya sebesar -0,40% (mtm).

Secara tahunan, inflasi IHK Oktober 2020 tercatat sebesar 0,60% (yoy). Sementara inflasi tahun kalender sebesar 0,16% (ytd). “Berdasarkan kelompok pengeluarannya, deflasi Oktober 2020 bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau yang tercatat -0,51% (mtm),” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Tutuk SH Cahyono, dalam keterangan persnya pada Senin (2/11/2020).

Ia menyebut deflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau disebabkan oleh produksi sejumlah komoditas yang berlimpah di tengah daya beli konsumen yang masih terbatas.

Survei konsumen Bank Indonesia Oktober 2020 tercatat 73,17 turun dari bulan sebelumnya 82,17. Hal ini juga dikonfirmasi dengan indeks penjualan riil dalam survei penjualan eceran tercatat kontraksi sebesar -2,8% (mtm) pada Oktober 2020 dari 57,4% ke 54,6% (mtm).

“Selain kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kelompok transportasi juga masih melanjutkan tren deflasi akibat mobilitas masyarakat yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi covid-19,” ujarnya.

Berdasarkan komoditasnya, daging ayam ras mengalami deflasi sebesar -0,062% (mtm). Konsumsi daging ayam ras yang masih rendah menjadikan pedagang menjual dengan margin cukup tipis untuk memastikan stok tetap habis.

Selain itu, pembelian partai besar yang umumnya dilakukan oleh penyedia jasa catering/restoran/hotel juga belum tinggi. Namun demikian, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga pada kelompok kesehatan sebesar 0,06% (mtm) karena kebijakan penerapan protokol kesehatan yang meningkatkan permintaan pada kelompok kesehatan.

Tutuk mengatakan untuk memastikan pasokan dan harga bagi masyarakat berada dalam rentang harga normal. TPID di wilayah Kaltim berkoordinasi untuk menghubungkan produsen di kaltim langsung dengan sejumlah toko mitra petani.

“Harapannya dapat mengurangi ketergantungan dengan pasokan luar daerah serta memberikan akses masyarakat terhadap produk dengan kualitas yang lebih baik,” tukasnya.