
Dekranas - Kemenperin Ungkit Inovasi Manik-Manik untuk Pasar Global
- Sektor kriya menyumbang nilai tambah sebesar Rp102,44 triliun
UMKM
IBUKOTAKINI.COM - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) terus berkomitmen mengembangkan warisan budaya bangsa melalui diversifikasi kerajinan manik-manik.
Melalui program Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang digelar di Balikpapan, keduanya mendorong perajin lokal untuk berinovasi dan menciptakan produk yang lebih beragam, berkualitas, serta berdaya saing tinggi.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun ke-45 Dekranas. Sebanyak 25 peserta mengikuti pelatihan intensif selama empat hari, dilatih langsung oleh para praktisi berpengalaman dalam bidang kerajinan manik-manik.
Materi yang diberikan tidak hanya seputar teknik pembuatan kreasi baru, tetapi juga mencakup strategi pengembangan usaha seperti akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pentingnya legalitas usaha.
BACA JUGA:
Kunjungi Galeri UMKM Kaltim, Dekranasda PPU Siapkan Transformasi Kerajinan Daerah - ibukotakini.com
Ketua Harian Dekranas, Tri Tito Karnavian, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya mengembangkan kerajinan tradisional sebagai kekuatan ekonomi kreatif. "Produk kriya dan wastra bukan hanya warisan budaya, tetapi juga potensi ekonomi besar yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tegasnya, baru-baru ini.
Sementara itu, Ketua Bidang Daya Saing Dekranas, Danti Budi Santoso, menekankan bahwa diversifikasi produk kerajinan manik-manik adalah kunci untuk menembus pasar yang lebih luas. "Kami berharap para perajin mampu menciptakan produk yang inovatif, unik, dan memenuhi selera pasar global," ungkap Danti.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin sekaligus Sekretaris Jenderal Dekranas, Reni Yanita, memaparkan bahwa sektor industri kriya termasuk kerajinan manik-manik berkontribusi besar terhadap perekonomian kreatif Indonesia.
Data Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) menunjukkan, sektor ini menyumbang nilai tambah sebesar Rp102,44 triliun pada semester I 2024, atau 13,6% dari total industri kreatif nasional.
BACA JUGA:
"Diversifikasi produk menjadi langkah strategis menghadapi tantangan global dan perubahan selera konsumen. Kerajinan manik-manik harus mampu bertransformasi, tidak hanya sebagai aksesori, tapi juga bagian dari fesyen, dekorasi interior, hingga cendera mata khas daerah," jelas Reni.
Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang dan Kerajinan, Budi Setiawan, menambahkan bahwa manik-manik memiliki kekuatan budaya yang sangat kuat, terutama di Kalimantan Timur.
"Dengan inovasi desain dan branding yang kuat, kerajinan manik-manik bisa memperluas pasarnya hingga ke mancanegara. Konsumen global kini mencari produk yang otentik, penuh cerita, dan mendukung pengrajin lokal," ujarnya.
BACA JUGA:
Dewi Yuliana Resmi Dilantik sebagai Ketua TP PKK PPU - ibukotakini.com
Produk hasil bimbingan teknis ini nantinya akan dipamerkan dalam puncak perayaan HUT ke-45 Dekranas, menandai tonggak baru dalam upaya mengangkat kerajinan manik-manik ke tingkat yang lebih tinggi, tidak hanya di pasar nasional, tetapi juga di kancah global. ***