logo
Detoks Digital: Liburan Tanpa Gawai Kini Jadi Gaya Hidup Baru
Tren

Detoks Digital: Liburan Tanpa Gawai Kini Jadi Gaya Hidup Baru

  • Tren ini mengisyaratkan pergeseran budaya: bahwa liburan tanpa gawai bukan lagi dianggap “aneh”, melainkan justru menjadi pilihan gaya hidup baru.
Tren
Bunga Citra

Bunga Citra

Author

IBUKOTAKINI.COM - Di tengah dunia yang semakin terhubung dan dipenuhi notifikasi tanpa henti, tren digital detox atau detoks digital kian diminati. Fenomena ini mengacu pada kondisi ketika seseorang secara sadar memutus koneksi dari perangkat digital seperti ponsel, komputer, hingga media sosial, demi menyeimbangkan kembali kehidupan pribadi dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Popularitas detoks digital mulai mencuat sejak awal 2010-an, seiring dengan lonjakan penggunaan smartphone, jaringan 4G, media sosial, dan perangkat Internet of Things (IoT). Menurut Tech Target, pertumbuhan ini menjadi cikal bakal kelelahan digital (digital fatigue) yang dirasakan banyak orang saat ini.

Data Statista menunjukkan lonjakan tajam jumlah pengguna media sosial dari kurang dari 1 miliar pada 2010 menjadi 5,24 miliar hingga Februari 2025. Kepemilikan smartphone juga mengalami peningkatan drastis, dari 20,2% populasi global pada 2010 menjadi 72,2% pada 2020. Akibatnya, batas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan semakin kabur, dengan 64% pekerja dewasa mengaku menggunakan ponsel pribadi untuk urusan kerja.

Dengan rata-rata warga Amerika menghabiskan hampir 7 jam di depan layar setiap hari, keinginan untuk rehat dari teknologi pun meningkat. Retret digital detox pun bermunculan sebagai solusi: menawarkan pengalaman bebas dari perangkat, notifikasi, dan tekanan untuk selalu online.

Salah satu contoh nyatanya adalah Grand Velas Resorts di Meksiko yang menyediakan layanan Detox Concierge untuk mengamankan perangkat elektronik tamu selama masa menginap. Sementara itu, tren serupa muncul di Eropa lewat kabin off-grid seperti Samsú di Irlandia dan Unplugged di Inggris-Spanyol yang mengusung konsep “hidup sadar tanpa layar”.

BACA JUGA:

Camilan Kekinian, Produk Peserta UMK Academy Sukses Tembus Pasar Hongkong - ibukotakini.com

Manfaat detoks digital cukup signifikan, di antaranya:

  • Mengurangi stres dan kecemasan
  • Meningkatkan kualitas tidur dan fokus
  • Membangun hubungan yang lebih sehat dengan media sosial
  • Menemukan kembali kreativitas dan kesadaran diri

Laporan dari It’s Time To Log Off bahkan mencatat bahwa satu dari tiga orang mengaku membuka Facebook hanya 10 menit sebelum diwawancara. Sementara 62% orang dewasa merasa tidak puas dengan waktu yang mereka habiskan di depan layar.

Laporan Hilton 2025 juga mencatat bahwa 27% pelancong merencanakan liburan dengan tujuan mengurangi penggunaan media sosial. Situs pencarian properti mewah Plum Guide mencatat peningkatan 17% pada permintaan akomodasi tanpa perangkat digital.

Namun, perubahan ke gaya hidup low-tech tidaklah mudah. Penelitian dengan University of Greenwich dan University of East Anglia menunjukkan bahwa para tamu awalnya merasa cemas saat tidak dapat mengakses perangkat, namun seiring waktu, rasa tenang dan kebebasan mulai muncul.

Tren ini mengisyaratkan pergeseran budaya: bahwa liburan tanpa gawai bukan lagi dianggap “aneh”, melainkan justru menjadi pilihan gaya hidup baru. Kini, offline adalah kemewahan.

Apakah kamu pernah mencoba digital detox?