
Diabetes dan Hipertensi Dominasi Hasil Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Balikpapan
- Dalam sehari Puskesmas bisa melayani hingga 10 orang pasien PKG.
Balikpapan
IBUKOTAKINI.COM - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapapan terus melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan program pemerintah pusat, Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di Kota Balikpapan. Hingga kini PKG sudah mencakup sekira 738 ribu penduduk Balikpapan.
Kepala DKK Alwiati menuturkan, PKG yang terlaksana memang secara jumlah belum banyak. Hal ini karena pemeriksaan satu pasien saja memakaan waktu cukup lama hingga satu jam.
"Kemudian mereka harus inisiatif sendiri datang ke Puskesmas," ungkap Alwiati.
Pelayanan PKG ini dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, terutama Puskesmas.
"Ini kan orang sehat yang diperiksa. Sehingga mereka harus meluangkan waktu untuk pemeriksaan ini," kata Alwiati.
Pemeriksaan yang dilakukan menggunakan ruangan yang terpisah dengan pasien yang sakit. Dalam sehari Puskesmas bisa melayani hingga 10 orang pasien PKG. Karena memang puskesmas juga harus melayani pasien yang tidak sedikit per harinya.
BACA JUGA:
Tanpa Menunggu Ulang Tahun, Program PKG Bisa Diakses Kapan Saja - ibukotakini.com
Sejauh ini, setelah pelaksanaan PKG, Alwi menyebut, penyakit yang kerap ditemukan adalah diabetes dan hipertensi. Penyakit tidak menular ini cukup banyak terjadi di Kota Balikpapan.
Pasca pemeriksaan, apabila ditemukan indikasi penyakit tertentu, maka pasien tersebut harus lanjut berobat.
"Memang kalau diabetes melitus (DM) ada berbagai jenis. Ada tipe satu, tuoe dua, maka kita sesuaikan pengobatannya," terang Alwi.
Menurutnya, ada beberapa kasus juga ditemukan pasien DM yang fungsi pankreasnya sudah tidak lagi maksimal atau rusak. Apabila terjadi hal tersebut, maka harus diteruskan dengan pengobatan rutin.
Layanan PKG ini menurutnya banyak diakses oleh usia produktif dan lanjut usia (lansia). Kebanyakan memang ingin mengetahui kondisi kesehatannya.
"Kalau remaja kami lebih banyak datang ke sekolah," kata Alwi. Termasuk juga anak usia dini, Dinkes juga memiliki program turun ke sekolah untuk melakukan pemeriksaan.
Ia menambahkan, upaya pencegahan penyakit DM di masyarakat di antaranya melakukan pertemuan terhadap pelaku usaha pangan. Para produsen makanan atau minuman yang mengandung gula tinggi bisa mencantumkan peringatan kandungan gula tinggi pada produk mereka.
"Jadi ada penandanya. Karena tidak semua orang paham dan membaca kandungannya," pungkasnya. ***