
Didesak Buka Sekolah, Kadisdik Kukuh Pembelajaran Daring
Paud dan TK kehilangan murid
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM - Para pengelola pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak di Balikpapan menuntut pemerintah membuka sekolah untuk menyelamatkan nasib guru. Lebih dari separuh orang tua murid membatalkan pendaftaran karena tidak ada kegiatan belajar mengajar. "Kami minta pemerintah memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah ini," kata Jurwita dalam pertemuan di Balaikota, Ahad, 26 Juli 2020. Ada perlakuan tidak adil antara paud dan TK dengan penyelenggara bimbingan belajar. "Mereka tetap beroperasi," katanya.
Akibat Paud dan TK tutup, guru kehilangan insentif, tunjangan sertifikasi, bahkan BOP Paud tak turun. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan, Muhaimin belum berani memutuskan tuntutan para organisasi penyelenggara pendidikan dini. "Pembukaan pendidikan harus dilakukan secara hati-hati supaya tidak menimbulkan masalah baru," katanya.
Muhaimin memastikan proses belajar mengajar dari tingkat SD, sampai SMA dilakukan secara daring. “Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dilakukan mulai kelas 1-6 SD, dan kelas 7-9 SMP. Meski SMA menjadi kewenangan pemerintah provinsi, tapi sampai saat ini juga tetap menempuh pembelajaran daring,” kata Muhaimin di depan peserta Rapat Koordinasi Kegiatan Sekolah di Lingkungan PAUD/ Bimbel, TK dan Raudhatul Athfal pada Masa Pandemi Covid-19, Minggu, 26 Juli 2020.
Namun ada pengecualian kelas 1 SD yang melakukan kegiatan pembelajarans ecara bergantian. Ada sekolah yang membolehkan setiap hari lima siswa untuk hadir. Pertama untuk mengenalkan guru untuk berinteraksi. Kemudian mengenalkan lingkungan sekolah.
Anak yang hadir ialah mereka yang belum bisa baca tulis, hitung (calistung). “Lima anak yang masuk itu bukan per kelas, melainkan seluruh anak kelas 1 di sekolah itu, masuknya bergiliran,” kata Kadisdik.
Namun cara ini masih akan dievaluasi mengingat jarak pergantian masuk sekolah terlalu lama. “Kurang lebih mereka mendapat giliran tiga bulan sekali,” ujar Kadissik. Karena itulah kemudian muncul usulan untuk mengizinkan setiap kelas lima anak, dengan waktu pertemuan satu jam.
Sehingga dilakukan tiga shift dengan jarak antarshift setengah jam. Namun sampai saat ini, ia memastikan system pembelajaran tetap dilakukan secara daring, sambal menunggu Surat Edaran dari pemerintah pusat.