Kepala Dishub Balikpapan Edward Skenda Putra
Balikpapan

Dikeluhkan Sopir Angkot, Dishub Balikpapan Bakal lapor Persoalan Bacitra ke Kemenhub

  • Dalam rencana ke depan, angkot akan masuk hingga ke jalan lingkungan atau kompleks perumahan, sehingga penumpang yang turun di halte bisa melanjutkan perjalanan ke rumah dengan angkot.
Balikpapan
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan terus berupaya menata angkutan kota (angkot) agar dapat saling terkoneksi dengan moda transportasi lainnya di masa mendatang. Langkah ini diambil sebagai persiapan menghadapi kemungkinan bertambahnya sarana transportasi di Balikpapan seiring dengan perkembangan Ibu Kota Negara (IKN).

Kepala Dishub Balikpapan, Adwar Skenda Putra, mengajak para pemilik angkot untuk segera berbenah. “Balikpapan bisa saja kedepan akan ada kereta yang langsung menuju ke IKN, belum lagi jika ada monorel,” ujarnya pada Rabu (21/8/2024).

Adwar menekankan pentingnya penataan trayek angkot sebagai langkah agar para sopir tetap bisa mendapatkan penghasilan. Ia menyebut bahwa angkot nantinya akan berperan sebagai feeder, yakni angkutan pengumpan yang bertugas mengumpulkan penumpang untuk disalurkan ke moda transportasi lain, seperti yang sudah diterapkan di Jakarta.

Namun, Adwar juga mengungkapkan adanya tantangan yang dihadapi, yaitu sekitar 80 persen angkot di Balikpapan sudah mati KIR dan trayeknya tidak lagi aktif. Menurut pengakuan para sopir, pendapatan yang menurun drastis selama pandemi COVID-19 membuat mereka tidak melakukan perbaikan kendaraan. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan khusus dalam pengurusan KIR.

BACA JUGA:

Selain itu, Dishub juga akan melaporkan permasalahan terkait Balikpapan City Transport (BCT) ke Kementerian Perhubungan. Kajian mengenai koridor-koridor transportasi juga telah dilakukan oleh konsultan dan dipilih oleh Kemenhub. Adwar menekankan bahwa keputusan akhir mengenai pilihan transportasi tetap berada di tangan masyarakat.

Dalam rencana ke depan, angkot akan masuk hingga ke jalan lingkungan atau kompleks perumahan, sehingga penumpang yang turun di halte bisa melanjutkan perjalanan ke rumah dengan angkot. 

“Sosialisasi terkait rencana ini sebenarnya sudah dilakukan, namun mungkin ada perbedaan tanggapan dari para sopir angkot,” tambah Adwar.

Adwar juga mengungkapkan bahwa para pemilik angkot pada dasarnya bersedia mengikuti perubahan, bahkan jika harus menukar angkot mereka dengan taksi, sebuah kebijakan yang pernah dicoba pada 2015/2016. Namun, saat itu program tersebut tidak berjalan lancar.

“Kami berharap, dengan adanya penataan ini, angkot di Balikpapan tidak hanya bertahan, tapi juga mampu berkontribusi dalam sistem transportasi yang lebih terintegrasi dan efisien di masa depan,” pungkasnya. ***