Kepala Dinkes Balikpapan Alwiati
Balikpapan

Dinkes Balikpapan Usulkan DO Kader Posyandu Rp10 Miliar

  • Kader posyandu ini mempunyai peranan penting untuk menurunkan angka stunting di Kota Balikpapan.
Balikpapan
Niken Sulastri

Niken Sulastri

Author

BALIKPAPAN - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan mengusulkan Dana Operasional (DO) kader posyandu sebesar Rp10 Miliar, pada anggaran tahun 2025. Pasalnya, kader posyandu merupakan ujung tombak pemerintah.

Kepala DKK Balikpapan, Alwiati berharap kader posyandu mendapatkan dana operasional. Tidak hanya Ketua RT saja yang mendapatkan DO sebagai ujung tombak pemerintah.

"Bagaimana anggaran untuk kader posyandu bisa disediakan. Mereka ujung tombak kita. Kader nggak ada honornya, sementara mereka bekerja di lapangan," jelasnya kepada awak media baru-baru ini.

Lebih lanjut Alwi kerap disapa mengatakan kader posyandu ini mempunyai peranan penting untuk menurunkan angka stunting di Kota Balikpapan. Mengingat, angka stunting di Kota Balikpapan masih meningkat. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, untuk mengatasi penurunan stunting. Tentunya, butuh kerja sama dengan berbagai pihak salah satunya kader posyandu.

Selama ini kader posyandu di lapangan diberi uang transport Rp 50 ribu. Dengan adanya DO kader posyandu ini dapat meningkatkan kunjungan masyarakat ke posyandu, supaya lebih intens melakukan penimbangan anak-anak termasuk mengawal keluarga yang terdampak stunting.

"Jumlah kunjungan ke posyandu juga rendah. Harusnya peran kader posyandu secara aktif kalau masyarakat tidak datang ke posyandu di jemput ke rumah," ungkapnya.

BACA JUGA:

Alwi mengungkapkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang melakukan pengecekan kesehatan ke posyandu, sehingga pihaknya meminta agar masyarakat lebih giat lagi datang ke posyandu.

“Kami minta masyarakat untuk mau datang ke posyandu dan membawa anak-anaknya untuk mendapatkan penyuluhan dari pihak posyandu, agar stunting di Balikpapan dapat kita atasi,” ujarnya.

Alwi menyebutkan jumlah rt di Kota Balikpapan sebanyak 1.788 RT, yang mana jumlah posyandu di Kota Balikpapan berjumlah 1.688 Posyandu. 

"Satu posyandu lima kader. Kan kasihan kalau tidak ada dana operasionalnya," imbuhnya.

Di tahun 2024, angka stunting di Balikpapan meningkat dari 19,6 persen menjadi 21,6 persen. Oleh karena itu, Alwi meminta kepada legislatif Kota Balikpapan untuk turut mendukung penanganan stunting di Kota Balikpapan.

"Yang paling utama adalah bagaimana meningkatkan status gizi untuk ibu hamil dan menyusui, sehingga bayinya mendapatkan asupan gizi yang cukup," kata Alwi.

Walaupun saat ini, DKK Balikpapan telah membuat program pendampingan, dan pemberian makanan tambahan kepada keluarga yang terdampak stunting. ***