Dinkes Kaltim Ungkap Tantangan Penanganan Stunting: Lebih dari Sekadar Gizi
Samarinda

Dinkes Kaltim Ungkap Tantangan Penanganan Stunting: Lebih dari Sekadar Gizi

  • Stunting tidak hanya sebatas kekurangan gizi, melainkan juga dipengaruhi oleh pola asuh yang kurang tepat, minimnya stimulasi, serta sanitasi yang buruk
Samarinda
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur menyampaikan sejumlah tantangan dalam upaya menangani stunting atau kekerdilan pada anak. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kaltim, Fit Nawati, menjelaskan bahwa banyak kesalahpahaman di kalangan masyarakat mengenai penyebab stunting, yang sering kali hanya dikaitkan dengan masalah gizi.

"Stunting tidak hanya sebatas kekurangan gizi, melainkan juga dipengaruhi oleh pola asuh yang kurang tepat, minimnya stimulasi, serta sanitasi yang buruk," ungkap Fit Nawati saat dijumpai baru-baru ini.

Fit Nawati menekankan pentingnya gizi seimbang, termasuk asupan protein hewani, sayuran, dan buah-buahan dalam pencegahan stunting. Namun, ia juga menyoroti pentingnya stimulasi motorik dan sensorik untuk mendukung perkembangan otak dan fisik anak. Gizi yang baik tanpa stimulasi yang memadai dapat menghambat perkembangan anak.

"Selain gizi, stimulasi motorik dan sensorik juga harus diberikan untuk mendukung perkembangan otak dan fisik anak. Jika gizi terpenuhi namun stimulasi kurang, pertumbuhan anak tetap bisa terganggu," tambahnya.

BACA JUGA:

Selain itu, kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk turut menjadi faktor risiko utama dalam peningkatan kasus stunting. Fit Nawati menekankan bahwa lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan infeksi dan penyakit yang memperparah risiko stunting pada anak.

"Kebersihan dan sanitasi yang buruk, serta kurangnya akses air bersih, dapat meningkatkan risiko penyakit pada anak-anak, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan mereka," jelasnya.

Stunting merupakan kondisi di mana pertumbuhan fisik anak terhambat, dan jika tidak ditangani dengan cepat, dapat berdampak pada perkembangan kognitif dan fisik anak secara jangka panjang. Fit Nawati menambahkan bahwa penanganan masalah stunting membutuhkan pendekatan lintas sektor.

"Penanganan stunting bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan saja. Diperlukan kerja sama lintas sektor, seperti peningkatan akses air bersih, perbaikan sanitasi, serta edukasi pola asuh yang tepat bagi keluarga," tutupnya. ***