Ekbis

DJPPR Kemenkeu Sasar Masyarakat Balikpapan Investasi SBN Ritel

  • Tahun 2022, investasi SBN Ritel sudah mencapai Rp 107 triliun dalam setahun. Sedangkan tahun 2023, meningkat menjadi Rp 147 triliun.
Ekbis
Niken Sulastri

Niken Sulastri

Author

BALIKPAPAN - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), terus memberikan pendidikan edukasi dan sosialisasi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel kepada masyarakat.

Direktur Surat Utang Negara, Deni Ridwan mengatakan secara umum lima Provinsi terbesar di Indonesia yang berinvestasi dengan SBN masih Pulau Jawa dan Pulau Sumatera Utara.

"Kita ingin mencoba untuk meningkatkan pengetahuan pemahaman masyarakat di Balikpapan, supaya semakin banyak yang tertarik untuk berinvestasi dan mendapatkan manfaat dengan berinvestasi di SBN Ritel," jelasnya kepada awak media pada Sabtu 22 Juni 2024.

Dengan pertumbuhan perekonomian yang cukup tinggi  dan akan menjadi kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN), masyarakat Balikpapan bisa memahami agar peningkatan penghasilan penduduk di Balikpapan bisa diinvestasikan dengan SBN Ritel.

Selama ini secara umum pemahaman literasi keuangan di Indonesia ini semakin meningkat tetapi memang masih belum cukup. Jadi selama ini yang paling populer adalah jenis investasi seperti deposito, tabungan, emas atau properti. 

"Padahal kalau kita lihat juga masih banyak instrumen investasi lain yang bisa menawarkan imbal hasil yang lebih menarik, salah satunya adalah dengan investasi di SBN Ritel ini," ungkapnya.

Investor SBN Ritel jika melihat dari jenis kelamin lebih banyak perempuan. Hingga saat ini hampir 55 persen, selebihnya adalah pria. 

BACA JUGA:

"Jadi lebih banyak wanita yang tertarik, karena resikonya kecil dan mudah," imbuhnya.

Jika melihat profesi paling besar berinvestasi ke SBN Ritel adalah lebih banyak pengusaha. 

"Karena mereka tau mengelola resiko, tidak semua uang mereka peroleh itu di pakai untuk usaha tetapi juga diinvestasikan," terangnya.

Kemudian adalah karyawan swasta dan BUMN serta ibu rumah tangga. 

"Baru kita masuk ke ASN, TNI, Polri termasuk juga ke mahasiswa," ungkapnya.

Tahun 2022, investasi SBN Ritel sudah mencapai Rp 107 triliun dalam setahun. Sedangkan tahun 2023, meningkat menjadi Rp 147 triliun. 

"Jadi ada pertumbuhan sekitar 38 persen. Tahun ini kita menargetkan SBN Ritel hingga Rp 140-160 triliun. Sejauh ini kita sudah tercapai Rp 62 triliun hingga bulan mei 2024,” imbuhnya. 

Deni optimis dengan penerbitan SBN Ritel hingga akhir tahun hingga mencapai Rp 140-160 triliun. Untuk SBR SBR013-T2 yang ditawarkan sejak 10 Juni sampai 4 Juli 2024 sudah masuk sekitar Rp 9, 8 triliun. 

"Jadi ini sudah sesuai dengan soundtrack, karena target untuk SBR013-TU antara Rp 15-20 triliun. Kita optimis tanggal 4 Juli 2024 bisa tercapai," terangnya.

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, lanjutnya menyampaikan berbeda antara Indonesia sebagai negara berkembang dengan masyarakat di negara maju, seperti Amerika, Eropa.

"Orang kerja biasa-biasa aja tetapi asetnya kerja keras, karena mereka di investasikan, sehingga  aset bisa menghasilkan, kalau Indonesia orangnya kerja keras tapi asetnya tidur-tiduran, karena asetnya ditaruh di bantal. Kenapa kita harus berinvestasi, karena masyarakat indonesia ingin mempunyai kehidupan yang lebih baik, maka masyarakat Indonesia menyisikan penghasilan untuk berinvestasi," paparnya. ***