Demam Berdarah Dengue
Kabar Ibu Kota

Dua Ribu Warga Kaltim Terkena DBD, 11 Orang Meninggal Dunia

  • IBUKOTAKINI.COM – Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimantan Timur mencapai dua ribu orang dalam enam bulan terakhir. Dari jumlah itu
Kabar Ibu Kota
Bambang Susilo

Bambang Susilo

Author

SAMARINDA, IBUKOTAKINI.COM – Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimantan Timur mencapai dua ribu orang dalam enam bulan terakhir. Dari jumlah itu, belasan penderita dinyatakan meninggal dunia. 

Menurut catatan Dinas Kesehatan  (Dinkes) Kaltim total 2.022 warga yang  positif terjangkit DBD per Juni 2023. “Warga Kaltim yang terjangkit positif DBD merata di sepuluh kabupaten dan Kota, dan ini perlu diwaspadai karena sudah ada 11 orang yang dinyatakan meninggal dunia, apalagi di musim hujan saat ini, mesti  diantisipasi sedini mungkin,” kata Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin dikutip dari Antara, Senin, 3 Juli 2023.

Ia menjelaskan, dari total angka warga yang terjangkit DBD tersebut, yang paling banyak  terdapat di Kota Balikpapan,  sebanyak 561 orang dan dinyatakan meninggal dunia dua orang. 

Di Kabupaten Kutai Kartanegara positif 342  orang, meninggal dunia satu orang, Kota Samarinda  sebanyak positif 311 orang, meninggal dunia dua orang.

Kemudian, di Kutai Timur positif  sebanyak 184 orang, meninggal dunia nihil, Kota Bontang sebanyak 159  orang, meninggal dunia  satu orang. Di Kabupaten Kutai Barat  121 orang,  meninggal satu orang, Kabupaten Paser 107 orang,  meninggal satu orang. 

Selanjutnya di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) sebanyak  98 orang, meninggal  dunia dua orang, Kabupaten Berau  sebanyak 82 orang, meninggal dunia satu orang, di Kabupaten PPU 57 orang , meninggal dunia nihil.

BACA JUGA:

Sementara Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes Kaltim Basuki  mengatakan pihaknya akan terus mengantisipasi perkembangan kasus DBD di musim hujan.

"Perkembangan kasus DBD memang hampir merata di semua kabupaten dan kota, maka dari itu kami berupaya senantiasa mengantisipasi apalagi saat ini curah hujan tinggi di Kaltim,"  kata Basuki. 

Ia mengingatkan, penyakit DBD tidak bisa dipandang remeh, lantaran jika tidak tertangani dengan baik, akan berakibat hilangnya nyawa penderita, yang disebabkan oleh  nyamuk Aedes Aegypti.

"Untuk mengantisipasi hal tersebut, orang tua yang anaknya balita, jika terjadi demam, segera ditangani  melalui fasilitas kesehatan terdekat, seperti Puskesmas atau klinik, jangan ditangani sendiri," imbau Basuki.

Dikemukakannya, penanganan dini tersebut bertujuan untuk memastikan penyakit DBD tidak terlampau parah, dengan penanganan lebih awal. Beberapa kasus anak meninggal dunia  karena DBD, lantaran tidak dideteksi lebih awal, sehingga penyakit tersebut terlanjur parah, setelah didiagnosa  ternyata sel darah merah yang pecah.

"Terkadang masyarakat hanya menerka dalam mengidentifkasi penyakit dan tidak menyadari, sehingga gejala DBD dianggap hanya flu atau demam biasa," kata Basuki.

 

Penderita DBD di Balikpapan Terbanyak 

Dinyatakan sebagai kota dengan warga terjangkit DBD terbanyak di Kaltim, Pemerintah Kota Balikpapan melakukan langkah-langkah pencegahan. Wali Kota Balikpapan mengeluarkan surat edaran aksi pencegahan DBD.

“Kita melakukan upaya promosi preventif atau pencegahan, bapak wali kota sudah mengeluarkan surat edaran untuk seluruh warga. Dengan dikoordinir oleh bapak lurah untuk rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan juga kerja bakti massal,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty, Minggu (2/7/2023).

Selain itu, pihaknya juga mengaktifkan kader-kader jumantik (juru pemantau jentik) yang ada di seluruh kelurahan untuk memantau langsung kondisi jentik yang ada di lapangan serta membagikan larvasida.

Dinkes Kota Balikpapan juga menyiagakan tim fogging atau pengasapan apabila ada wilayah yang terindikasi dan ditemukan kasus postif.

“Yang berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologinya positif, maka perlu difogging,” sebutnya.

Pihaknya juga telah mengembangkan inovasi berupa kelambu air yang diberikan kepada warga secara cuma-cuma untuk menutup penampungan air yang ada di sekitar wilayah tempat tinggalnya.

“Karena memang di Balikpapan masih ada warga yang cenderung menampung air,” katanya.

Masyarakat juga dapat memanfaatkan fasilitas dan program pemerintah yang sedang berjalan, yakni BPJS Kesehatan kelas 3 gratis untuk melakukan pemeriksaan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

“Ini bisa digunakan juga untuk pemeriksaan DBD,” tutupnya.

Seperti diketahui, anak-anak mendominasi 75 persen kasus DBD yang terdeteksi hingga saat ini. Hal itu disebabkan oleh daya tahan tubuh yang masih tidak maksimal seperti layaknya orang dewasa.

Adapun jumlah kematian hingga kini berjumlah dua kematian. Jumlah tersebut menurun dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 7 kematian. ***