
Dua Sentimen Diperkirakan Bakal Pengaruhi Pasar Pekan Ini
- Dengan kondisi pasar yang masih volatil, investor diimbau untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi dan memperhatikan perkembangan sentimen global
Ekbis
IBUKOTAKINI.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi cukup dalam sebesar -4% dalam sepekan perdagangan 17-21 Maret 2025 dan ditutup di level 6.258,179 pada akhir perdagangan Jumat (21/3/2025).
Penurunan tajam ini bahkan sempat memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan penghentian sementara atau trading halt pada Selasa (18/3/2025), setelah IHSG terperosok lebih dari 5% pada sesi pertama.
Community & Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas, Angga Septianus, menilai bahwa para pelaku pasar wajib mencermati level support IHSG 6.500 yang sudah ditembus, sehingga indeks kini bergerak menuju level psikologis 6.000.
“IHSG terkonfirmasi berada dalam teritori bearish seiring penurunan lebih dari 20% dari titik tertinggi pada 19 September 2024,” terangnya pada Senin, 24 Maret 2025.
Penurunan IHSG dalam sepekan terakhir terutama disebabkan oleh tekanan besar pada sektor teknologi (IDX TECHNO), yang tercermin dari jatuhnya saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang memiliki bobot signifikan dalam sektor tersebut.
Selain itu, sektor siklikal (IDX CYCLIC) juga mengalami pelemahan tajam akibat penurunan saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT MNC Studios International Tbk (MSIN). Tragisnya, tidak ada satu pun sektor yang berhasil mencatatkan kenaikan dalam sepekan terakhir.
BACA JUGA:
DPRD Balikpapan Ingatkan Perusahaan Segera Bayar THR Pekerja - ibukotakini.com
Menjelang minggu terakhir perdagangan sebelum libur panjang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri, yang hanya berlangsung selama empat hari (24-27 Maret 2025), Angga mengimbau para trader untuk mencermati dua sentimen utama yang berpotensi memengaruhi pasar:
- Data Inflasi PCE AS
Pasar akan mencermati data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) Amerika Serikat yang akan dirilis pada Jumat mendatang. Angga menegaskan bahwa investor berharap angka inflasi PCE mendekati target 2% agar dapat memberikan sentimen positif bagi pasar global. - Tekanan USD-IDR
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS masih dalam tekanan akibat derasnya aksi jual asing di pasar saham dan obligasi. Selain itu, risiko pelemahan Rupiah lanjutan dapat terjadi seiring potensi repatriasi dana asing setelah pembagian dividen dari sejumlah emiten, terutama sektor perbankan.
Dengan kondisi pasar yang masih volatil, investor diimbau untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi dan memperhatikan perkembangan sentimen global yang berpotensi memengaruhi pergerakan IHSG dalam beberapa pekan mendatang. ***