Dukung Industri Smelter Nikel, PLN UIP KLT Berhasil Energize SUTT 150KV Bukuan-KFI
- IBUKOTAKINI.COM - PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) berhasil melaksanakan energize atau pengisian tegangan pertama pada Sal
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM - PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) berhasil melaksanakan energize atau pengisian tegangan pertama pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Bukuan – PT KFI, Kamis (5/½023) dengan lancar dan aman. Pembangunan SUTT 150kV yang berhasil diselesaikan dalam waktu kurang dari 1 tahun ini disupervisi oleh PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Proyek Kalimantan Bagian Timur 1 (UPP KLT 1) selaku direksi pekerjaan yang dikomandoi oleh Muhammad Ardiyansyah sebagai Manager UPP KLT 1.
Pembangunan ini dilaksanakan selain untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Kalimantan Timur yaitu guna mendukung perkembangan industri PT Kalimantan Ferro Industry (PT KFI) yang bergerak di industri Smelter Nikel, berlokasi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) antara PT PLN (Persero) dengan PT KFI yang dilaksanakan pada 31 Desember 2021 dengan kebutuhan daya sebesar 800 MVA secara bertahap.
General Manager PLN UIP KLT, Josua Simanungkalit menyampaikan bahwa dengan kebutuhan daya yang cukup besar, skema yang saat ini dilakukan yaitu dengan menyediakan daya secara bertahap, dan tahun pertama ini sebesar 100 MVA. Untuk mengakomodir kebutuhan Konsumen Tegangan Tinggi (KTT) tersebut, PLN UIP KLT melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yaitu Extension Gardu Induk 150kV Bukuan yang sudah berhasil dilakukan pembebanan pertama pada 13 Desember 2022 lalu dan SUTT 150kV Bukuan – PT KFI.
“Selanjutnya yaitu pembebanan pertama untuk SUTT 150kV Bukuan – PT KFI yang membentang sepanjang 26,35 kilometer sirkuit (kms) dan ditopang oleh 35 tower yang menghubungkan dari GI 150kV Bukuan ke GI PT KFI. Pembangunan infrastruktur ini berhasil memanfaatkan 87,93% Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 170 orang,” jelas Josua pada Jumat (6/½023).
Sekali lagi, PLN berhasil membuktikan bahwa kebutuhan energi listrik untuk perkembangan industri siap dipenuhi. Melalui UIP KLT, dengan target penyelesaian 1 tahun terhitung sejak di tandatanganinya SPJBTL tersebut, SUTT 150kV Bukuan – PT KFI selesai dan berhasil energize.
BACA JUGA:
- https://ibukotakini.com/read/tarif-listrik-dipertahankan-pln-siap-dorong-ekonomi-dengan-listrik-andal
- https://ibukotakini.com/read/80-183-rumah-tangga-nikmati-listrik-pln-dari-pemerintah
- https://ibukotakini.com/read/dirut-pln-darmawan-prasodjo-dianugerahi-green-leadership-utama-dari-pemerintah-ri
Dengan selesainya pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini, tentu akan menambah semangat PT KFI untuk segera menyelesaikan pembangunan Smelter Nikel dan Gardu Induk milik PT KFI yang berada di kawasan industri tersebut, mengingat telah tersedianya daya listrik melalui transmisi SUTT PLN.
“Dengan keberhasilan energize SUTT 150kV Bukuan – PT KFI ini, kami berhasil membuktikan bahwa PLN mendukung peningkatan dan perkembangan industri di daerah dengan terus berkomitmen akan menyediakan infrastruktur ketenagalistrikan yang andal untuk masyarakat dan juga industri, yang nantinya akan berkontribusi pada pengembangan daerah sekitar,” tambah Josua.
Keberhasilan energize SUTT 150kV Bukuan – KFI yang mengakomodir kebutuhan KTT PT KFI ini tidak lepas dari dukungan para stakeholder yang bekerjasama mulai dari masyarakat sekitar, Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi, Instansi Hukum hingga beberapa Perusahaan pemegang izin yang juga dilalui jaringan SUTT ini, serta para penyedia barang dan jasa yang telah berjuang bersama untuk dapat menyelesaikan SUTT 150kV Bukuan – KFI sesuai dengan target waktunya.
“Kali ini PLN menjawab tantangan demand driven dari PT KFI. Selanjutnya performa PLN akan semakin meningkat dengan banyaknya industri yang mempercayakan penyediaan listriknya kepada PLN, karena tentunya biaya operasional yang dikeluarkan akan jauh berkurang daripada menggunakan pembangkit milik sendiri,” tutup Josua.