Dukung Swasembada Pangan, BBKHIT Kaltim Gelar Coffee Morning
- BBKHIT fokus menjalani masa transisi menuju 2025 dengan prioritas pada keamanan pangan dan swasembada
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM – Dalam memperkuat kolaborasi mendukung keamanan dan swasembada pangan di Indonesia. Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BBKHIT) Kalimantan Timur menggelar kegiatan Coffee Morning pada Selasa di Aula BBKHIT pada Selasa, 21 Januari 2025.
Kegiatan tersebut mengangkat tema "Kolaborasi dan Sinergitas Menjaga Negeri Menuju Karantina Kuat dalam Mendukung Keamanan dan Swasembada Pangan.” Di mana melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pimpinan perusahaan jasa pelayanan, ekspedisi, dan pihak-pihak terkait di bidang karantina, untuk memperkuat sinergi mendukung ketahanan pangan nasional.
Sekretaris Utama Badan Karantina Indonesia, Shahandra Hanitiyo, menyampaikan bahwa sepanjang 2024, BBKHIT fokus menjalani masa transisi menuju 2025 dengan prioritas pada keamanan pangan dan swasembada. Langkah ini tindak lanjut dari arahan Presiden RI untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui kolaborasi lintas sektor.
“Kami terus mendukung upaya menjaga keamanan pangan, termasuk melindungi dari ancaman biologis dan penyakit yang berdampak ekonomi signifikan, seperti wabah ASF (African Swine Fever) dan penyakit mulut dan kuku,” ungkap Shahandra dalam sambutan pembuka melalui video conference.
BACA JUGA:
Balikpapan Siapkan 37 Fasilitas untuk Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis - ibukotakini.com
Ia mengatakan upaya pencegahan penyebaran hama dan penyakit di wilayah perbatasan Kalimantan Timur, sebagai langkah konkret untuk mewujudkan swasembada pangan.
Penguatan SDM dan Digitalisasi Layanan Karantina
Dalam upaya mendukung keamanan pangan dan swasembada, Badan Karantina (Barantin) menetapkan tiga fokus utama program kerja tahun 2025: penguatan sumber daya manusia (SDM), digitalisasi layanan, dan revitalisasi laboratorium karantina.
Penguatan SDM dilakukan melalui penambahan formasi ASN, program pendidikan dan pelatihan, hingga kerja sama dengan negara mitra dan perguruan tinggi. Shahandra menjelaskan bahwa langkah ini sejalan dengan amanat Pasal 10 dan 20 UU 21/2019, yang mengharuskan peningkatan keahlian dan keterampilan tenaga karantina.
Selain itu, Barantin mempercepat digitalisasi layanan karantina sesuai Pasal 78 dan 79 UU 21/2019. Sistem Single Submission Mechanism (SSM) tengah dikembangkan untuk mengintegrasikan layanan dengan kementerian/lembaga terkait, menyediakan big data untuk analisis, serta melengkapi infrastruktur teknologi pendukung.
Revitalisasi laboratorium karantina juga menjadi perhatian utama. Pemerintah memperkuat laboratorium pusat seperti Balai Besar Uji Standar Karantina (BBUSKHIT) dan membangun enam laboratorium kawasan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan.
Dalam kesempatan itu, Kepala BBKHIT Kalimantan Timur, Arum Kusnila Dewi, mengungkapkan dukungan kolektif untuk mencapai swasembada pangan.
“Kami berharap dukungan ini dapat menangani berbagai tantangan, seperti penyakit hewan berbahaya dan rabies, yang tidak hanya memengaruhi kesehatan tetapi juga perekonomian kita,” tandasnya.
Arum menyebut dalam menjaga produk unggulan ekspor, seperti sawit dan turunannya. Saat ini, terdapat 14 produk turunan sawit yang membutuhkan proses sertifikasi. BBKHIT berkomitmen meningkatkan kualitas SDM dan memanfaatkan akses data internal yang terintegrasi untuk mendukung sertifikasi tersebut.
“Kami terus memperkuat kolaborasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pelaku usaha agar produk kita bisa bersaing di pasar global,” tambah Arum.
Coffe morning berlangsung interakatif yang menghadirkan lima narasumber salah satunya Kepala Beacukai Balikpapan. ***