Ekspor CPO Kaltim Salah Satu Provinsi Penyumbang Devisa Negara
Ekspor CPO Kaltim Salah Satu Provinsi Penyumbang Devisa Negara
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sejak beberapa tahun belakangan mendorong untuk menggerakkan industry hilirisasi. Menginga potensi sumber daya alam (SDA) sangat berlimpah.
Bukan hanya SDA yang tak dapat diperbarui. Tetapi renewable resources seperti kelapa sawit, kehutanan dan pertanian cukup besar. Menurut Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi, kekayaan SDA berlimpah tidak saja sumber devisa negara dan memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
"Juga, selayaknya memberi nilai tambah ekonomi bagi daerah penghasil," kata Wagub Hadi Mulyadi saat serah terima CSR di Jalan Poros Kawasan Peruntukan Industri Kariangau, Kelurahan Kariangau, Balikpapan, baru-baru ini.
Khususnya, lanjut mantan legislator Karang Paci dan Senayan ini, komoditi kelapa sawit yang selama ini Kaltim hanya menghasilkan crude palm oil (CPO/minyak mentah kelapa sawit).
Diakuinya, CPO dari Benua Etam lebih prioritas menjadi komoditi ekspor daripada dioleh industri untuk produk-produk turunannya melalui proses kegiatan hilirisasi.
Wagub Hadi menyebutkan banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebar di kabupaten dan kota tergabung dalam Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim.
Namun, mayoritas perusahaan kelapa sawit hanya memproduksi CPO, bukan produk turunan CPO walaupun potensinya sangat besar. Sebab, Kaltim salah satu provinsi penyumbang devisa negara melalui ekspor komoditi CPO.
"Kedepan, Gapki tidak perlu lagi mengekspor CPOnya, tapi meniru PT Kutai Refinery Nusantara menciptakan hilirisasi CPO di Kaltim," harap Hadi Mulyadi.
Wagub meyakini hilirisasi industri CPO kelapa sawit selain memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan negara, juga memberi nilai tambah ekonomi yang besar bagi Kaltim.