Emas dan Air Kemasan Jadi Pemicu Inflasi Balikpapan Oktober 2025
Balikpapan

Emas dan Air Kemasan Jadi Pemicu Inflasi Balikpapan Oktober 2025

  • Kenaikan harga emas perhiasan terjadi akibat meningkatnya permintaan di tengah tren kenaikan harga emas dunia
Balikpapan
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM - Kota Balikpapan mencatatkan inflasi sebesar 0,03 persen (mtm) pada Oktober 2025, menunjukkan stabilitas harga yang terjaga di tengah dinamika ekonomi global. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan (yoy) tercatat sebesar 1,81 persen, lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi nasional sebesar 2,86 persen (yoy) dan masih berada dalam sasaran inflasi nasional 2,5 persen ±1 persen.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Robi Ariadi, menjelaskan bahwa stabilnya laju inflasi tidak lepas dari efektivitas sinergi pengendalian harga antara BI, pemerintah daerah, dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). 

“Kami terus memperkuat koordinasi untuk menjaga inflasi dalam rentang sasaran nasional, terutama menjelang periode Natal dan Tahun Baru,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/11/2025).

Penyumbang utama inflasi Balikpapan pada Oktober berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,26 persen. Komoditas penyumbang inflasi terbesar antara lain emas perhiasan, air kemasan, semangka, kangkung, dan jeruk.

Ia menjelasskan kenaikan harga emas perhiasan terjadi akibat meningkatnya permintaan di tengah tren kenaikan harga emas dunia. Sementara air kemasan naik karena penyesuaian harga dari distributor untuk menutup biaya operasional akibat antrean solar. Di sisi lain, keterbatasan pasokan hortikultura seperti semangka, kangkung, dan jeruk akibat curah hujan tinggi turut menambah tekanan harga.

BACA JUGA:

Inflasi Kaltim Oktober 2025 Capai 1,94 Persen - ibukotakini.com

Meski demikian, tekanan inflasi tertahan oleh deflasi di kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,16 persen. 

“Lima komoditas utama yang mengalami penurunan harga yakni bawang merah, ikan layang, angkutan udara, kacang panjang, dan baju muslim anak,” ujarnya.

Harga bawang merah turun berkat melimpahnya pasokan dari Jawa dan Sulawesi yang memasuki masa panen, sementara tarif penerbangan menurun seiring masuknya periode low season.

PPU Catat Deflasi, Harga Ikan dan Sayur Turun

Berbeda dengan Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencatat deflasi sebesar 0,48 persen (mtm) pada periode yang sama. Penurunan harga terutama disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas seperti ikan tongkol, ikan layang, tomat, cabai rawit, dan bawang merah turun karena meningkatnya hasil tangkapan nelayan dan panen raya di daerah sentra produksi.

“Namun demikian, beberapa komoditas seperti nasi dengan lauk, emas perhiasan, daging ayam ras, serta rokok SKM dan SKT masih menjadi pendorong inflasi di PPU juga,” tukasnya. ***