
Festival dan Jejak Langkah di Ibu Kota Masa Depan Indonesia
- dua program diluncurkan Otorita IKN untuk menumbuhkan kebiasaan hidup berkelanjutan
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM - Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan kota yang sedang tumbuh di tengah Kalimantan Timur, kehidupan mulai dirangkai bukan hanya lewat pembangunan gedung atau jalan, tapi juga melalui kebiasaan kecil yang pelan-pelan ditanamkan.
IKN yang selama ini dikenal sebagai megaproyek pusat pemerintahan baru Indonesia, kini mulai memperlihatkan sisi manusianya.
Sabtu 5 Juli 2025, dua program diluncurkan Otorita IKN untuk menumbuhkan kebiasaan hidup berkelanjutan di kalangan warga dan ASN yang mulai berdomisili di kawasan ini.
Dia program itu adalah Festival Kuliner dan Edukasi, serta Eco Traveler yang digagas oleh bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Manusia (SDM) OIKN.
BACA JUGA:
Ratusan Warga Meriahkan Senam Massal di PPU FEST 2025 - ibukotakini.com
Sejak pagi, Kawasan Sentra Masa IKN tampak lebih ramai dari biasanya. Puluhan stan makanan lokal berjajar rapi, menawarkan beragam hidangan dari ayam bakar hingga aneka jajanan tradisional.
Tapi ini bukan sekadar pasar biasa. Sebagian besar pengunjung datang membawa wadah makan sendiri.
Para pedagang pun tampak menggunakan kemasan berbahan daun, kertas, atau bahan daur ulang. Tidak ada aturan kaku, tapi semua diarahkan untuk meminimalisir sampah plastik.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan SDM OIKN, Myrna Asnawati Safitri, menyebut pendekatan semacam ini lebih efektif dibanding sekadar imbauan formal.
“Kalau edukasi dilakukan dalam suasana santai dan menyenangkan, pesan lingkungan akan lebih mudah diterima,” ujarnya.

BACA JUGA:
Kaltim Siap Sambut Puncak HUT Dekranas ke-45, Tiga Kota Jadi Destinasi Spesial - ibukotakini.com
Selain bazar makanan, di gedung yang berseberangan dengan istana orang nomor 1 di Indonesia itu juga digelar lomba mewarnai anak, panggung musik, dan pelatihan kuliner untuk warga lokal dan ASN.
Pelatihan ini tak hanya membahas resep dan teknik memasak, tapi juga pengemasan dan strategi bisnis sederhana bagi UMKM.
Aneke Wuisang, warga Maridan, Kecamatan Sepaku menjadi salah satu peserta pelatihan yang merasa terbantu.
Ia mengaku selama ini hanya membuat kue untuk konsumsi keluarga. “Sekarang jadi semangat untuk mulai usaha kecil-kecilan. Rasanya beda kalau ada bimbingan langsung seperti ini,” imbuhnya.
BACA JUGA:
Pengembang Perumahan Wajib Taat, Pemkab PPU Awasi Ketat Infrastruktur Kawasan - ibukotakini.com
Di waktu yang hampir bersamaan, sekelompok warga dan ASN mengenakan sepatu jalan dan topi lapangan.
Mereka mengikuti Eco Traveler, program tur edukatif jalan kaki yang dirancang untuk mengenalkan peserta pada konsep kota berkelanjutan IKN.
Rute pagi hari atau morning vibes dimulai dari Rusun ASN 1 dan melewati Embung MBH, Gedung Kemenko 3, hingga berakhir di Istana Garuda. Sementara sunset vibes membawa peserta dari Balai Kota menuju titik nol kilometer, Gedung BI, lalu kembali ke titik awal.

Kegiatan ini digelar setiap Sabtu dan Minggu hingga akhir Juli 2025. Sepanjang perjalanan, peserta diperkenalkan dengan filosofi desain kota IKN—mulai dari konsep “kota 10 menit” yang memudahkan warga berjalan kaki ke mana saja, hingga pengelolaan air dan ruang terbuka hijau.
BACA JUGA:
Lonjakan Sewa Mobil Sambut HUT Dekranas, Rajatransit Kebanjiran Pesanan - ibukotakini.com
Misbahul Fikri, salah satu pemandu dari Kedeputian Lingkungan Hidup OIKN, mengatakan bahwa rute-rute tersebut dipilih agar peserta dapat langsung melihat bagaimana kota ini dibangun dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya melihat kota ini dari luar, tapi benar-benar memahami nilai di balik desainnya,” ujarnya.
Festival Kuliner dan Eco Traveler bukan hanya acara akhir pekan. Ia merupakan bagian dari strategi lebih besar untuk membangun kebiasaan kota dari awal.
OIKN menyadari bahwa membangun budaya tak cukup dengan regulasi—perlu ruang publik yang hidup dan partisipasi warga.
BACA JUGA:
Pasar Sepaku Direvitalisasi, Otorita IKN Teken Kontrak Rp124 Miliar - ibukotakini.com
Myrna menyebut, jika antusiasme terus tinggi, OIKN akan mengembangkan festival serupa secara berkala di lokasi berbeda.
Bahkan, ada wacana membuat pasar temporer seperti di negara-negara yang punya tradisi bazar jalanan mingguan.
Kota tak lahir dalam sehari, begitu pula dengan kebiasaan ramah lingkungan.
Meskipun belum semua stan bebas plastik dan belum semua pengunjung membawa wadah sendiri, tapi arah yang dituju sudah jelas yakni membangun IKN sebagai kota yang hidup dan berpihak pada alam.
Melalui langkah kecil—seperti sepiring nasi bungkus daun pisang, atau perjalanan lima kilometer menyusuri ruang kota—IKN sedang merintis tradisi baru.
Kota ini tak hanya dibangun, tapi juga tumbuh bersama warganya. ***
