logo
Fesyen Turun, FnB Naik: Mal di Kaltim Cari Nafas di Tengah Tekanan Ekonomi
Kabar Ibu Kota

Fesyen Turun, FnB Naik: Mal di Kaltim Cari Nafas di Tengah Tekanan Ekonomi

  • Daya tarik mal sebagai destinasi kuliner keluarga dan harga F&B yang kompetitif menjadi pendorong utama tren ini.
Kabar Ibu Kota
Muhammad S.J

Muhammad S.J

Author

IBUKOTAKINI.COM - Perekonomian nasional tengah berada dalam tekanan serius akibat perlambatan global yang berpotensi mendorong negara masuk ke jurang resesi. Hal itu rupanya berdampak dengan turunnya daya beli masyarakat khususnya di pusat perbelanjaan atau mal seluruh Kalimantan Timur.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Kaltim, Aris Adriyanto, mengatakan perubahan sangat nyata terasa pada pola konsumsi terutama untuk produk di luar makanan dan minuman (food and bavarage/FnB) pada kuartal pertama tahun 2025.

"Penurunan terjadi sangat terasa di fesyen, seperti tas, sepatu, dan aksesoris" ungkap Aris, Kamis 17 April 2025.

Aris menjelaskan, penurunan itu terjadi hingga 2 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sementara itu, untuk FnB mengalami peningkatan, di mana dari APPBI mencatat transaksi hingga 25 persen.

"Jadi pola konsumtif berubah, mereka lebih berburu makanan dibandingkan fesyen," ungkap Aris.

Daya tarik mal sebagai destinasi kuliner keluarga dan harga F&B yang kompetitif menjadi pendorong utama tren ini.

Pergeseran ini secara langsung mengubah lanskap kios di mal-mal Kaltim, bila sebelumnya perbandingan kios non-F&B dan F&B adalah 75:25, kini komposis berbalik, dengan F&B mendominasi hingga 45-50 persen.

"Fenomena ini sejalan dengan tren nasional di kota-kota besar seperti Jakarta, mengindikasikan perubahan perilaku konsumen secara luas," ungkap Aris.

BACA JUGA: 

Outflow Asing Mengganas, Ekonomi RI Terancam Melambat di 2025 - ibukotakini.com

Kendati FnB mengalami peningkatan, namun secara garis besar daya beli masyarakat di Kaltim turun yang juga sebesar 2 persen.

Kendati daya beli mengalami penurunan, namun tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan di mengalami peningkatan.

Menurutt dia, mal-mal besar di Balikpapan dan Samarinda, seperti E-Walk, Plaza Balikpapan dan Big Mall, menjadi magnet bagi warga yang tidak mudik.

"Yang menjadi penyebabnya itu berbagai even yang digelar," tandas Aris.

Contoh saja, yang menggelar acara menarik seperti magic show yang berhasil menarik perhatian keluarga.

Data menunjukkan kunjungan harian di Plaza Balikpapan mencapai 16.000-18.000 orang pada hari kerja dan melonjak menjadi 33.000-42.000 pengunjung pada akhir pekan.

Sementara E-Walk dan Big Mall bahkan mencatatkan angka kunjungan yang lebih tinggi yakni sekitar dua kali lipatnya.

Aris menilai event menjadi senjata ampuh bagi pengelola mal untuk menarik dan mempertahankan pengunjung.

BACA JUGA:

Cegah Krisis, Pemkot Balikpapan Belanja Anggaran - ibukotakini.com

Program belanja atau shopping program dengan berbagai gimmick kreatif, seperti hadiah bulanan atau acara tematik musiman (Ramadan, Lebaran, Natal), terbukti efektif mendorong konsumen untuk kembali berbelanja.

Untuk itu, Aris menyarankan untuk pusat perbelanjaan di Balikpapan untuk putar otak agar tidak berdampak dengan resesi.

Seperti halnya menggenjot kreativitas event dan program belanja, dalam arti mal tidak hanya mengandalkan diskon semata, tetapi juga menciptakan pengalaman berbelanja yang unik melalui acara keluarga dan hadiah-hadiah menarik yang dirancang secara musiman dan bulanan.

Kemudian mengikuti tren dominasi sektor kuliner, mal mengalokasikan lebih banyak ruang untuk tenant F&B.

Selain itu, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal juga mendapat perhatian khusus, terutama dalam event-event musiman bekerja sama dengan berbagai pembina.

Aris juga menyarankan pengelola mal menyadari bahwa konsumen Kaltim memiliki perhatian tinggi terhadap fesyen dan tren terkini.

Oleh karena itu, mereka mendorong peritel seperti Matahari untuk terus memperbarui koleksi dan memanfaatkan media sosial secara gencar untuk promosi.***