Andi Juliarty, Kepala DKK Balikpapan
Kabar Ibu Kota

Gagal Ginjal Akut Pada Anak Belum Ditemukan di Kaltim

  • IBUKOTAKINI.COM - Pemerintah Kota Balikpapan belum menemukan adanya laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI)
Kabar Ibu Kota
Redaksi

Redaksi

Author

IBUKOTAKINI.COM - Kejadian gagal ginjal akut pada anak semakin mengkhawatirkan di Indonesia. Kementerian Kesehatan atau Kemenkes sudah menemukan kejadian di 20 provinsi. 

Namun Pemerintah Kota Balikpapan menyatakan belum menemukan adanya laporan peningkatan kasus yang dalam bahasa medis disebut Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) . 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty menyebut belum ada penemuan kasus itu, baik di Kaltim maupun Balikpapan. 

“Sampai saat ini kami belum menemukan adanya indikasi kasus AKI, baik di Kaltim pada umumnya, maupun Balikpapan pada khususnya,” kata Andi Juliarty.  

Dinas Kesehatan Kota Balikpapan juga telah meneruskan Surat edaran dari Dirjen Yankes Kemenkes kepada seluruh Pimpinan Fasyankes dan tenaga kesehatan untuk menghentikan peresepan obat cair paracetamol. Edaran juga diberikan kepada apotik untuk menghentikan sementara penjualan obat cair untuk anak.

“Kepada masyarakat kami menghimbau agar tidak panik dan anak-anak yang sakit tetap dapat mendapat terapi sesuai indikasi berdasarkan resep dokter dengan sediaan puyer selain obat cair,” ujar Andi Sri Juliarty,  Rabu 19 Oktober 2022.

BACA JUGA:

Sejak akhir Agustus 2022, Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI)  yang tajam pada anak, utamanya di bawah usia 5 tahun.

Peningkatan kasus ini berbeda dengan yang sebelumnya, dan saat ini penyebabnya masih dalam penelusuran dan penelitian.

Jumlah kasus yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak, dimana angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65 persen.  

“Dari hasil pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian AKI dengan Vaksin COVID-19 maupun infeksi COVID-19. Karena gangguan AKI pada umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun, sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1-5 tahun,” kata juru bicara Kemenkes, dr Syahril. 

Kemenkes bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, IDAI, Farmakolog dan Puslabfor Polri melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut. 

Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien, sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan AKI. Saat ini Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti secara komprehensif termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya. ###