Alfian menunjukkan hasil olahan sampah plastik Plastik Jadi Eco Boba dan Roaster
UMKM

‘Gemes Banget’ Kelola Sampah Plastik Jadi Eco Boba dan Roaster

  • BALIKPAPAN – Sampah itu menjijikkan. Terlebih lagi sampah plastik. Meminjam istilah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, bahwa sampah
UMKM
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM – Sampah itu menjijikkan. Terlebih lagi sampah plastik. Meminjam istilah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, bahwa sampah plastik gemes banget. 

Yang menjadikan kabar bahagia, tidak semua masyarakat menganggap sampah itu menjijikkan. Karena sebagian masyarakat sudah mulai menyulap sampah yang menggemaskan itu menjadi sesuatu yang menarik dan bernilai ekonomi. 

Kelompok Pelita Borneo 38 masyarakat Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan misalnya. Mereka berhasil mengubah sampah plastik menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. 

Berawal dari kepeduliannya terhadap lingkungan di Kota Balikpapan menjadikan masyarakat RT 38 untuk lebih aktif memberdayakan sampah menjadi bernilai. 

Kelompok Pelita Borneo 38 yang diketuai oleh Alfian (50) ini memulainya dari bank sampah tahun 2012. Melalui bank sampah ini kemudian diolah 80 persen sampah dijual ke pengepul dan 20 persennya sampah plastik dikelola jadi bernilai. 

“Lambat laun bank sampah sudah berjalan selama 10 tahun lebih. Namun saat ini sampah plastik ini belum dikelola secara terkoordinir dengan baik,” terangnya saat dijumpai pada Jumat 20 Oktober 2023 lalu. 

BACA JUGA:

Selanjutnya, sampah plastik dikelola secara bertahap. Dan bertemu dengan perusahaan yang dikenal juga peduli lingkungan. Yaitu PT KPI Unit Balikpapan atau Pertamina. 

Setelah mengenal Pertamina, secara bertahap Kelompok Pelita Borneo 38 diberikan pelatihan dan bantuan pencacah sampah plastik. 

“Jumlah kelompok ini sudah bertambah dari ibu rumah tangga hingga bapak-bapak yang mau mengelola sampah. Awalnya satu RT kini menjadi dua RT,” ungkapnya dengan antusias sembari menunjukkan bantal plastik yang diolah oleh Kelompok Pelita Borneo. 

Alfian menunjukkan hasil eco-boba

Kini kelompok Pelita Borneo sudah dapat mengolah sampah plastik sachet yang bernilai ekonomis. Seperti acesoris, eco-boba, eco-roster untuk bangunan rumah dan eco-brick. 

“Harganya juga bervariasi untuk satu roster akan dijual sekitar Rp15-20 ribu. Sedangkan bantal dijual sekitar Rp60 ribu,” ucapnya. 

Alfian menambahkan dari bank sampah hingga menjadi kelompok Pelita Borneo ini para anggotanya sudah bisa menghasilkan nilai ekonomi. 

“Satu bulan bisa dapat 5 Kilogram sampah plastik sachet, sehingga sekarang warga aktif mengumpulkan sampah plastik,” imbuh Alfian. 

Namun yang terpenting adalah masyarakat sudah mengurangi sampah untuk tidak dibuang ke TPA Sampah. 

Alfian menunjukkan hasil olahan sampah plastik menjadi nilai seni

Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Perangin Angin mengatakan salah satu program pemberdayaan masyarakat binaan PT KPI RU V Balikpapan yaitu Pelita Borneo38 adalah program yang berwawasan lingkungan dengan melakukan pengolahan limbah sampah terpadu. 

"Pelita Borneo38 adalah program pemberdayaan masyarakat yang berwawasan lingkungan dengan kegiatan rutin yang dilakukan yaitu pemilahan limbah sampah terpadu," tuturnya.

Kegiatan Pelita Borneo38 ini memiliki kegiatan utama pada tahun 2023 ini yaitu mengolah limbah sampah kemasan plastik dan limbah sampah organik. 

"Terdapat tiga kegiatan pengolahan limbah sampah terpadu yang dilakukan oleh kelompok yaitu pengolahan limbah sampah plastik menjadi eco-roaster, eco-brick, dan eco-boba, lalu ada juga kegiatan yang mengolah limbah sampah organik menjadi eco-enzym dan komposting," sambung Chandra

Program Pelita Borneo ini merupakan pelengkap program yang sudah ada lainnya di Kelurahan Baru Tengah yaitu Kampung Siaga Bencana dan Warga Siaga Sehat Ria Manuntung 13. ***