Gerakan Pangan Murah, Upaya Pemkot Balikpapan Fasilitasi Petani dan UMKM Lokal
Balikpapan

Gerakan Pangan Murah, Upaya Pemkot Balikpapan Fasilitasi Petani dan UMKM Lokal

  • Gerakan Pangan Murah memfasilitasi para petani maupun pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pangan lokal Kota Balikpapan untuk berkontribusi.
Balikpapan
Niken Sulastri

Niken Sulastri

Author

IBUKOTAKINI.COM - Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) adalah upaya Pemerintah Kota, untuk memfasilitasi para petani maupun pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pangan lokal Kota Balikpapan untuk berkontribusi.

Hal ini disampaikan Kepala DP3 Kota Balikpapan, Sri Wahjuningsih kepada media usai pelaksanaan Car Free Day (CFD), di Grand City pada Minggu, 17 November 2024.

Yuyun kerap disapa mengatakan GPM turut ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan seperti yang berlangsung saat ini di CFD Grand City maupun event lainnya. Jadi, tidak hanya di lakukan rutin setiap hari Selasa pagi di Halaman Kantor DP3 Balikpapan. 

Kemudian hari Sabtu di Taman Tiga Generasi dan pada hari Minggu di Taman Bekapai saja.

"Di dalam pelaksanaan gerakan pangan murah itu kami juga mengedukasi para pembeli, bahwa mereka seharusnya juga membeli produk-produk lokal Kota Balikpapan," ucapnya.

Disisi lain, dalam rangka memfasilitasi para petani yang selama ini memang bergiat, untuk menjual produk-produknya.

BACA JUGA:

"Artinya produk mereka itu kita jamin, itu adalah produk yang aman untuk dikonsumsi, karena dari petani langsung, seperti pisang itu petani kami tidak diperam, tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang menggunakan pestisida maupun lain-lain, tetapi dia menggunakan bahan-bahan organik," katanya.

Begitu juga, produk-produk UMKM pangan juga ada di sini. DP3 Balikpapan mensosialisasikan bahwa kebijakan kenyang itu tidak harus dengan nasi. 

"Itu yang kami edukasi pada masyarakat," ungkapnya.

Tak hanya itu, membudayakan masyarakat terkait stop boros pangan juga dilakukan, seperti yang ada di tempat-tempat ini. "Kami pasang banner terkait itu," katanya.

Lanjut Yuyun mengatakan dalam satu bulan omset transaksi GPM yang rutin digelar mencapai Rp 16 juta lebih. Sedangkan, transaksi pelaksanaan GPM yang berlangsung di kelurahan margo mulyo pada beberapa pekan lalu mencapai Rp 650 juta dan beras Rp 51 Juta. 

"Kita himpun datanya, belum termasuk penambahan minggu kedua dan keempat pada kegiatan cfd," tuturnya.

Biasanya pelaksanaan GPM mengandeng bulog, hanya saja dalam pelaksanaan cfd tidak melibatkan. Hanya melibatkan tiga petani dan satu UMKM pangan. "Biasanya lebih dari ini," ujarnya. ***