
Gerakkan Ekonomi Kreatif, DPRD Balikpapan Gencarkan Pengembangan UMKM
- Pengembangan sentra UMKM di masing-masing kecamatan bertujuan untuk memperkenalkan produk lokal dan mendorong pasarannya.
UMKM
IBUKOTAKINI.COM – Sejak Kota Balikpapan ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai kota kreatif pada tahun 2021, pengembangan sektor ekonomi kreatif semakin digalakkan. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah dengan mendorong pembentukan sentra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di setiap kecamatan di kota ini.
Langkah tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, Taufik Qul Rahman, dalam wawancara dengan media pada Selasa, 4 Februari 2025.
Taufik menjelaskan bahwa pengembangan sentra UMKM di masing-masing kecamatan bertujuan untuk memperkenalkan produk lokal dan mendorong pasarannya.
“Pengembangan sentra UMKM dilakukan setiap kecamatan. Kalau ada produk lokal kita taruh untuk pasarkan di tenan-tenan di situ. Nah kita coba, jadikan wisata kuliner dan wisata belanja tapi dengan produk ikon kita,” katanya.
Di Kecamatan Balikpapan Barat, telah didirikan sentra UMKM yang meskipun masih dalam tahap pengembangan dengan progres sekitar 40 persen. Namun, Taufik optimis bahwa sentra tersebut akan selesai 100 persen dan menjadi contoh bagi kecamatan lainnya.
BACA JUGA:
"Ini bisa menjadi contoh. Kita akan bangun juga di Wonorejo, Kecamatan Balikpapan Utara, dan nanti kita akan bangun lagi di kecamatan lainnya," tambahnya.
Taufik juga menekankan pentingnya Kota Balikpapan memiliki ikon yang bisa dikenal luas oleh masyarakat, baik lokal maupun wisatawan. Menurutnya, untuk menciptakan ikon tersebut diperlukan inovasi dan kreasi yang mendalam, serta dukungan fasilitas yang memadai.
“Bagaimana kita bisa menginovasi dan membuat suatu produk untuk Kota Balikpapan, berarti butuh kreasi, inovasi, termasuk inisiatif atau CSR,” ujar Taufik.
Sebagai contoh, Taufik menyebutkan Yogyakarta dengan ikon Malioboro yang terkenal di seluruh Indonesia. Malioboro bukan hanya tempat wisata, tetapi juga pusat kuliner dan pasar yang mengedepankan produk lokal.
“Malioboro dijadikan sebagai pusat wisata dan kuliner bagi para pengunjung maupun masyarakat setempat. Padahal Malioboro bukan sebagai tempat dalam pengolahan produk yang ditawarkan, tetapi sebagai tempat untuk memasarkan," terang Taufik.
Untuk mewujudkan pengembangan UMKM di Balikpapan, Taufik mengungkapkan bahwa Komisi II DPRD Balikpapan akan memberikan dukungan melalui dana bantuan aspirasi. Hal ini penting, karena mengandalkan anggaran dari Pemerintah Kota Balikpapan saja akan memperlambat proses pengembangan.
“Kita punya anggaran kita bantu dia, untuk menciptakan sentra UMKM. Kalau untuk mereka sendiri saya yakin nggak akan bisa jalan, tapi kalau kita siapkan fasilitas, pasti jalan,” pungkasnya. ***