Gubernur Isran Noor Bawa Isu Minyak Sawit ke Belanda (Foto: Adpim Kaltim)
Bisnis

Gubernur Isran Noor Bawa Isu Minyak Sawit ke Belanda

  • IBUKOTAKINI.COM - Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor kembali melakukan perjalanan ke luar negeri. Setelah menjelajah negara-negara Amer
Bisnis
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM - Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor kembali melakukan perjalanan ke luar negeri. Setelah menjelajah negara-negara Amerika Selatan pada Mei lalu, Isran dengan rombongan besar mengunjungi Belanda. Isran Noor membawa ‘misi’ kelapa sawit dalam kunjungannya itu. 

“Menurut saya, ini bukan persoalan lingkungan dan pengrusakan hutan, tapi kompetisi,” kata Isran Noor di Kedutaan Besar Republik Indonesia Denhaag, Senin (17/7/2023). 

Ia menyebut sawit lebih ramah lingkungan dibandingkan minyak Bunga Matahari yang banyak diproduksi Eropa. Pertama karena sawit bisa bertahan hidup selama 25 tahun, bahkan 30 tahun. Selama itu pula, sawit tetap menjadi pohon, meski homogen.

Kalau Bunga Matahari, setiap enam bulan dipanen. Saat itu hutan dibuka kembali, karena harus dipanen.

“Kalau sawit tidak. Selama 25 tahun dia akan tetap menjadi pohon untuk menahan hantaman panas matahari, penguapan terbatas dan kalau ada air hujan dia akan menyerap air,” beber Isran Noor dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Balikpapan, Rabu 19 Juli 2023. 

Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) itu menyebut persaingan terjadi akibat produktivitas dan produksi. Sebab satu hektare sawit sama dengan 10 hektare minyak Bunga Matahari. 

BACA JUGA:

Ditegaskan juga bahwa penanaman sawit juga selalu mengacu pada kaidah-kaidah lingkungan. Salah satunya, sawit tidak ditanam di kawasan hutan, tapi kawasan nonkehutanan, yakni areal penggunaan lainnya (APL). Sayangnya, banyak kelompok-kelompok di dalam negeri yang justru memberikan data dan informasi yang salah ke Eropa.

Produksi crude palm oil (CPO) Indonesia mencapai 55 juta ton per tahun. Sebesar 20 juta ton digunakan untuk keperluan dalam negeri sebagai bahan baku minyak goreng dan biodiesel. Sisanya diekspor.

“Dari 35 juta ton ekspor itu, hanya 8 persen yang diekspor ke Eropa, kecil sekali. Kalau saya dijadikan juru runding pemerintah, tidak usah saja ekspor ke Eropa,” sindir Gubernur.

Dubes Republik Indonesia di Denhaag, Mayerfas menyebut Eropa akan kesulitan tanpa sawit Indonesia. “Beberapa waktu lalu, ketika kita stop dua bulan, mereka (Eropa) teriak,” kata Mayerfas.

Belanda menjadi partner utama perdagangan Indonesia di Eropa. Tahun lalu ekspor Indonesia mencapai USD 65 miliar dan surplus sebesar USD 5 miliar. Belanda juga merupakan investor terbesar Eropa ke Indonesia, termasuk besarnya kunjungan wisatawan ke Tanah Air. Jumlahnya berkisar 250 ribu per tahun. (***)