Hadi Mulyadi: Stunting Bukan Cuma Ukuran Tinggi Badan
- IBUKOTAKINI.COM - Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengatakan perlunya sosialisasi secara menyeluruh terhadap masalah stunting. Hal ini disebabkan masih
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM - Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengatakan perlunya sosialisasi secara menyeluruh terhadap masalah stunting. Hal ini disebabkan masih minimnya pemahaman publik terkait stunting, termasuk penyebab dan cara penanggulangannya.
Pernyataan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Stunting Kaltim tersebut diungkapkan saat membuka pertemuan Tim Satgas Stunting dengan pemangku kebijakan tingkat Provinsi Kaltim yang dilaksanakan Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim, Selasa 18 Oktober 2022.
“Perlu sosialisasi secara menyeluruh, massif, serta berkolaborasi dengan seluruh pihak agar masyarakat Kaltim memiliki kesadaran penting tentang bahaya stunting,” kata Hadi Mulyadi.
Ia khawatir pemahaman masyarakat tentang masalah stunting hanya tentang ukuran tinggi badan saja. "Dan itu tidak boleh terjadi," tegas Wagub Hadi Mulyadi dikutip dalam pernyataan resmi Biro Adpimprov, Rabu, 19 Oktober 2022.
Permasalahan utamanya, ungkapnya, bukan sekedar ukuran tinggi badan saja, tetapi perkembangan seluruh organ didalam tubuh sebab tidak memenuhi gizi yang cukup. Terutama ketika ibunya sedang mengandung dan menyusui, atau ketika anak berusia nol sampai 2 tahun.
BACA JUGA:
- Atasi Stunting Pemprov Kaltim Bentuk 1.959 Tim Satgas - ibukotakini.com
- Kementerian BUMN dan Pertamina Sapa Generasi Muda Balikpapan - ibukotakini.com
- Gubernur Klaim Angka Stunting Kaltim Berkurang 6 Persen - ibukotakini.com
“Dalam berbagai kesempatan, juga imbauan pemerintah untuk menyasar sekaligus melakukan upaya preventif dari stunting. Ada tiga kelompok, yaitu kelompok anak-anak pra nikah, ibu hamil dan ibu menyusui. Dimana anjuran kesehatan mereka yang lingkar lengannya kurang dari 22 cm itu tidak layak untuk hamil. Artinya, boleh menikah tapi menunda untuk kehamilannya dulu, dan hal ini banyak yang belum diketahui masyarakat,” ungkapnya.
Kelompok yang kedua, lanjut Ketua TPPS Kaltim ini, yakni mereka yang sedang hamil, agar memahami makanan yang harus dihindari dan mengonsumsi makanan yang menunjang gizi bagi bayi yang dikandung.
"Dan ini juga banyak tidak diketahui dan disadari masyarakat khususnya para ibu-ibu yang sedang hamil," tegasnya.
Maka bagi mantan legislator Karang Paci dan Senayan ini pentingnya kartu menuju sehat agar diketahui perkembangan dan pertumbuhan anak.
"Jadi masalah stunting bukan hanya tinggi badan, tetapi perkembangan otak secara sempurna, termasuk organ-organ tubuh lainnya. Hal ini juga masih banyak yang belum diketahui dan disadari masyarakat,” tandasnya.
BACA JUGA:
- Gubernur Isran Noor Ungkap Pentingnya Peran Remaja Turunkan Stunting - ibukotakini.com
- Tekan Angka Kasus Kanker, YKI Bersama DKK dan PKK MoU Kerja sama - ibukotakini.com
- Percepat Turunkan Angka Stunting, DP3AKB dan DKK Berkolaborasi Program - ibukotakini.com
Karenanya, tiga generasi yang harus menjadi sasaran penanggulangan stunting yaitu mereka yang pra nikah, ibu hamil dan ibu menyusui.
Tiga hal ini menjadi perhatian TPPS provinsi maupun kabupaten dan kota untuk melakukan penyuluhan bagaimana cara hidup yang sehat ketika hamil dan menyusui.
“Ini penting bagaimana ketika mereka mengatur asupan gizi yang sehat yaitu beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA), sehingga penyuluhan dan sosialisasi bisa menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengatur pola makan dan hidup sehat untuk menghindari stunting maupun penyakit lainnya, sehingga usia anak bisa mencapai golden age (usia emas),” pungkasnya.
Ketua Panitia penyelenggara Noryani Sorayalita yang juga Kepala DKP3A Kaltim, mengatakan saat ini prevalensi stunting di Kaltim pada tahun 2021 sebesar 22,8 persen, semoga dengan upaya-upaya yang dilakukan bersama, prevalensi stunting di Kaltim terus menurun dan tidak ada penambahan kasus.
“Untuk mencapai target penurunan stunting, diperlukan upaya yang serius dan kerja keras kita semua mulai tingkat provinsi sampai kelurahan dan desa, salah satunya melalui kolaborasi lintas sektor, sejak intervensi dari hulu sampai ke hilir, intervensi spesifik dan sensitif serta pendekatan pentahelix,” ujar Soraya. ###